Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini diperkirakan akan dipengaruhi oleh sentimen Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) terhadap kebijakan dan prakiraan perekonomian ke depan.

Pada akhir pekan lalu, Jumat (14/6/2024), parkir melemah 1,42% atau 96,73 poin ke 6.734,83. Angka tersebut merupakan yang terendah sepanjang tahun ini karena IHSG melemah 7,40% year to date (YtD).

Saham Jumbo Bank juga melemah pada akhir pekan, BBNI terkoreksi 3,79% ke Rp 4.310, disusul BBRI ambles 3,02% ke Rp 4.180 per saham. Selanjutnya BMRI melemah 2,13% ke Rp 5.750, sedangkan BBCA ditutup di Rp 9.200 per saham.

Bursa Efek Indonesia (EIB) menetapkan libur selama 2 hari kerja pada minggu ini, yakni 17 dan 18 Juni 2024 karena Hari Raya Idul Adha 1445 H dan hari libur kolektif. Setelah itu, investor sebaiknya mencermati hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia BI pada Kamis (20/06/2024).

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Adityo Nugroho mengatakan dengan libur BEI pada Senin dan Selasa, ia memperkirakan pergerakan pasar saham global tidak berubah sehingga berisiko berdampak pada indeks harga saham gabungan (IHSG).

“Pasar saham Indonesia akan libur pada hari Senin dan Selasa, kami berharap pasar saham global tidak mengalami perubahan pada dua hari tersebut, mengingat pasar saham Eropa cukup fluktuatif dalam beberapa hari terakhir akibat hasil pemilu Eropa. Pemilihan parlemen serikat,” ujarnya Adityo kepada Bisnis, Minggu (16/06/2024).

Dia mengatakan, data perekonomian minggu depan yang perlu diperhatikan adalah keputusan RDG Bank Indonesia mengenai BI rate yang diperkirakan akan tetap di level 6,25%. Selanjutnya, kita akan menunggu keputusan suku bunga Bank of England dan keputusan tingkat inflasi Inggris, yang kemungkinan akan menjadi pendorong pasar pada minggu depan. 

“Dari sisi saham, nampaknya jika BI Rate tetap di 6,25%, setidaknya dampaknya netral bagi saham-saham perbankan yang saat ini masih mengalami tekanan jual,” ujarnya.

Mirae Asset Sekuritas memperkirakan level support IHSG pekan depan di 6.713 dan 6.663, serta level resistance di 6.783 dan 6.827. Oleh karena itu, Adityo menyarankan investor untuk wait and see terlebih dahulu sambil menunggu tekanan jual di pasar mulai mereda.

Dari sisi sentimen global, Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata mengatakan, yang terjadi pada IHSG hari ini terfokus pada AS, khususnya kebijakan moneter The Fed yang masih bernuansa suram.

Tak hanya itu, menurutnya, pasar saham Indonesia semakin kehilangan daya tarik bagi investor asing, tercermin dari aksi jual bersih (net sale) sebesar Rp 8,56 triliun di pasar saham berdasarkan data Bursa Efek Indonesia. Bursa (EIB) mulai Jumat (14/6).

“Apa yang terjadi saat ini di dunia keuangan, termasuk IHSG Indonesia, ditujukan ke AS. Investor asing kini enggan berinvestasi di emerging market, termasuk Indonesia,” jelas Liza dalam diskusi virtual Edukasi Investasi Indonesia. Sabtu (15/06/2024). 

Federal Reserve (Fed) AS mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 5,25%-5,5% pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) (24/12/2024), waktu AS. Pejabat Fed juga mengindikasikan bahwa pemotongan hanya akan terjadi satu kali pada tahun ini.

Liza mengatakan jika The Fed tidak menurunkan suku bunganya pada September 2024, maka akan sulit untuk memangkasnya pada kuartal keempat 2024, mengingat belanja publik AS akan meningkat seiring dengan Natal dan pemilu AS.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Canal WA