Bisnis.com, Jakarta – Indonesia memiliki lima perusahaan publik yang masuk dalam daftar 1.000 perusahaan terbaik dunia versi majalah Time dan Statista. Kode saham kelima perusahaan tersebut adalah ASII, BBNI, ADRO BMRI dan CPIN.  

Secara rinci, PT Astra International Tbk. (ASII) berada di peringkat 435 dengan skor 87,54. Lokasi ini disusul oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang menduduki peringkat 892 dengan skor 79,51. 

Berikutnya adalah PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) berada di peringkat 908 dengan skor 79,19, disusul PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) pada peringkat 914 dengan nilai 78,94, dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) berada di peringkat 961 dengan skor 75,58. 

Majalah Time dan Statista mengumpulkan 1.000 perusahaan terbaik di dunia dan memberi peringkat berdasarkan skor tertinggi. Skor tersebut didasarkan pada survei kepuasan karyawan, pertumbuhan pendapatan, dan data lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). 

“Banyak perusahaan terkemuka telah memberikan dampak sosial positif yang sama sambil menghasilkan pendapatan dan pada saat yang sama membuat karyawannya bahagia,” tulis jurnalis majalah Time Elena Samuels, dikutip dalam laporan tersebut.

Sedangkan pemenang pertama dalam daftar tersebut adalah Apple Inc. ibu Disusul Accenture di posisi kedua dan Microsoft di posisi ketiga.

 

Berikut kinerja dan prospek saham 5 perusahaan Indonesia:

PT Astra Internasional Tbk. (ASII) 

Astra merupakan anggota grup yang membawahi badan usaha di bidang otomotif, perkebunan, pertambangan batubara, nikel dan emas, penjualan alat berat, kontraktor pertambangan serta jasa keuangan dan infrastruktur.

Dari lantai bursa, saham ASII dihargai Rp 5.075 per saham hingga penutupan perdagangan Jumat (13/9/2024). Harga tersebut menunjukkan penurunan sebesar 10,18% sepanjang tahun berjalan (year-to-date), namun menguat sebesar 16,40% selama 3 bulan terakhir. 

Napan Aji Gusta, senior market chart Mirae Asset Securitas, mengatakan ASII akan mendapatkan katalis positif dari peningkatan permintaan kredit, karena biaya pinjaman diperkirakan akan turun begitu suku bunga acuan mulai turun.   

“Penurunan suku bunga acuan dapat meningkatkan kinerja bottom line dan top line ASII,” kata Napan saat dihubungi Bisnis, Kamis (12/9/2024). 

Dengan katalis tersebut, Mirae Asset Securitas menetapkan rekomendasi beli kumulatif ASII dengan target harga Rp 5.250 per saham. 

 

PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) 

BNI merupakan bank milik negara yang fokus pada sektor korporasi. Perusahaan yang dipimpin Royke Tumilar ini mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 10,7 triliun hingga semester I/2024. 

Sementara harga saham BBNI saat ini berada di Rp 5.625 per saham. Secara YTD, harga saham perusahaan milik pemerintah ini dalam 3 bulan naik 4,65% dan melonjak 26,98%. Total kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 209,80 triliun. 

Analis Maybank Securitas Jeffrosenberg, Chen Lim dan Jocelyn Santoso memilih BBNI sebagai salah satu saham pilihan untuk paruh kedua tahun ini dalam riset terbaru mereka. Target saham perseroan dipatok Rp 5.900 per saham.

PT Adaro Energi Tbk. (ADRO)   

Adaro merupakan perusahaan energi dengan tiga pilar bisnis, Adaro Energy, Adaro Minerals, dan Adaro Green. Perusahaan dengan kapitalisasi pasar Rp 112,88 triliun ini mencatatkan penjualan batu bara sebanyak 34,94 juta ton pada semester I/2024. 

Perkembangan terkini, ADRO berencana menjual seluruh sahamnya di bawah PT Adaro Andalan Indonesia (AAI). Berdasarkan keterbukaan, perseroan akan menawarkan 99,99% saham AAI atau setara 7 miliar saham yang dimiliki langsung.

Rencana spin-off tersebut membuat saham ADRO melonjak 13,6% pada sesi pertama perdagangan Kamis (12/9/2024), ditutup menguat 9,38% pada Rp 3.850 per saham, kata analis Mirae Asset Securitas Rizkiya Darmawan.

“Kami yakin respon positif pasar pada sesi pertama perdagangan terutama disebabkan oleh ekspektasi dividen tunai yang lebih tinggi secara signifikan dari ADRO,” kata Dharmawan. 

Hingga Jumat (13/9/2024), saham ADRO berada di Rp 3.670, naik 54,20% YtD. Banyak sekuritas seperti RHB, OCBC Securitas dan Ciptadana Securitas yang merekomendasikan pembelian pada kisaran target Rp3.900 – Rp4.000.

 

PT Bank Mandiri (Parasero) Tbk. (BMRI)  

Bank Mandiri merupakan bank milik pemerintah yang dipimpin oleh Dharmawan Junaidi sebagai Chief Executive Officer. BMRI diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sejak 14 Juli 2003. Pada Semester I/2024, perseroan mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 26,55 triliun. 

Di lantai bursa, saham BMRI berada di harga Rp 7.275 pada akhir pekan lalu. Label harga ini menunjukkan pertumbuhan YTD sebesar 20,25% dan peningkatan 22,78% dalam 3 bulan terakhir. 

Ahmed Yaqui, analis ekuitas BCA Securities, mengatakan prospek saham perbankan masih cukup baik seiring dengan ekspektasi terhadap keputusan The Fed untuk menurunkan suku bunga. 

Menurut dia, mahalnya likuiditas ini terutama disebabkan oleh tingginya suku bunga sehingga penurunan suku bunga bisa memberikan peluang positif bagi perbankan untuk memperkuat rupiah. 

Ia mengungkapkan, empat saham perbankan besar, salah satunya BMRI, masih menarik untuk dicermati dan terus diburu. BMRI direkomendasikan membeli dengan target harga Rp 7.650 per saham. 

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN)  

Charoen Pokphand Indonesia merupakan perusahaan pengolahan pakan ternak, unggas, dan produk unggas terpadu yang resmi diluncurkan pada tahun 1991. Pada semester I, CPIN mencetak Rp32,96 triliun dengan laba bersih Rp1,76 triliun.

Hingga perdagangan Jumat (13/9), saham CPIN berada di harga Rp 4.800. Mahar mengalami penurunan sebesar 4,48% selama tahun ini.   

Tim riset Samuel Securitas memperkirakan saham CPIN akan menghadapi kondisi kekhawatiran terkait dampak La Niña yang diperkirakan akan mempengaruhi harga komoditas. Namun disarankan untuk membeli CPIN dengan target harga Rp 5.500.

Napan Aji Gusta, senior market chart Mirae Asset Securitas, mengatakan kinerja keuangan emiten unggas dan ekuitas masih akan tetap menjanjikan ke depan karena katalis positif. Saham CPIN juga direkomendasikan untuk dibeli dengan target Rp 6.100 per saham.

“Ada kebijakan baru pemerintah, kebijakan makan siang gratis, yang merupakan katalis positif seiring dengan meningkatnya permintaan makanan bergizi, dengan dukungan dari produsen unggas,” Nepen baru-baru ini mengatakan kepada Business. 

 ,

 

Penafian: Tujuan berita ini bukan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel