Bisnis.com, Jakarta – PT Telkom Indonesia Tbk tengah menerapkan program pensiun dini. (TLKM) Dilakukan terhadap 1.008 pegawai selama semester I tahun 2024. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada kenaikan angka pengangguran di Indonesia.
Perlu diketahui, perusahaan pelat merah tersebut telah meluncurkan program pensiun dini sebagai bentuk efisiensi yang bertujuan untuk mengefektifkan perusahaan dan meningkatkan talenta digitalnya.
Payaman Simanjuntak, pengamat ketenagakerjaan Universitas Indonesia (UI), mengatakan langkah efisiensi yang dilakukan Telkom pasti akan menambah jumlah pengangguran di Tanah Air.
“Yang jelas, pensiun dini 1.008 karyawan PT Telkom akan semakin menambah jumlah pengangguran,” kata Payaman dalam Bisnis (27 Agustus 2024).
Sebab, Pak Payaman mengungkapkan dalam tujuh bulan terakhir sudah ada lebih dari 40.000 pekerja yang terkena PHK (PHC) di banyak perusahaan.
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengungkapkan, sebanyak 27.915 pekerja diberhentikan sejak awal tahun hingga 19 Juni 2024 berdasarkan catatan perusahaan.
Payaman mengatakan PT Telkom dan perusahaan lain mempunyai tanggung jawab untuk mendukung pemerintah dengan membantu para korban PHK mendapatkan pekerjaan, termasuk memulai usaha atau menjadi wiraswasta.
“PT Telkom harus membantu pemerintah mempersiapkan pemotongan tersebut, yaitu bertindak independen,” ujarnya.
Aloysius mengatakan peningkatan pengangguran akan diimbangi dengan jumlah pekerja. Namun, jika masuknya tenaga kerja baru tidak dapat dipertahankan, peningkatan pengangguran dapat menjadi masalah.
“Jumlah PHK khususnya di PT Telkom memang memprihatinkan, tapi tergantung karyawan Telkom yang di PHK, dan kalau pesangonnya cukup, ya tidak ada masalah,” kata Aloysius bisnis. .
Sebelumnya, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriyadi mengatakan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) Telkom akan berkurang dengan adanya pensiun dini bagi sekitar 1.008 karyawan pada semester I setelah program dimulai. 2024.
“Akan lebih efisien untuk mendorong perusahaan melakukan pengurangan dan peningkatan talenta digital,” kata Hyeri dalam keterangannya pada 26 Agustus 2024.
Ia mengatakan, program pensiun dini merupakan bagian dari strategi pengelolaan talenta Telkom. Pada saat yang sama, hal ini memberikan ruang kosong dan mendukung talenta digital.
Namun skema pensiun dini yang diterapkan pada semester pertama tahun 2024 tidak akan dilanjutkan pada paruh kedua tahun ini.
Di sisi lain, EBITDA setelah penyesuaian pensiun dini meningkat sebesar 1,9% year-on-year sehingga menghasilkan margin EBITDA sebesar 51,9% dan Rp39,1 triliun untuk tahun fiskal yang berakhir Januari 2024.
Lihat Google Berita serta berita dan artikel Negara Bagian Washington lainnya