Bisnis.com, JAKARTA — Orang terkaya di Indonesia versi Forbes, Projogo Pangestu, belakangan menjadi orang terkaya ke-3 di Asia, dengan posisi gubernur ke-3 dilampaui oleh Zhong Shanshan, orang terkaya di China.

Tuan Prajogo Pangestu berada di urutan ketiga dengan kekayaan US$61,8 miliar, menggantikan Zhong Shanshan, miliarder asal Tiongkok, yang berada di urutan keempat dengan kekayaan US$59,3 miliar.

Jadi siapa Zhong Shanshan?

Zhong Shanshan, pendiri Nongfu Spring dan pemilik perusahaan biofarmasi Beijing Wantai, saat ini menyandang gelar orang terkaya di Tiongkok. 

Meski banyak orang mengira orang terkaya di China berasal dari industri IT, Zhong menghasilkan uang dari perusahaan air minum dan farmasi. 

Namun, jalan untuk menjadi orang terkaya di China tidaklah mudah. 

Lahir di Hangzhou pada tahun 1954, Zhong harus putus sekolah menengah atas selama Revolusi Kebudayaan 1966-1976 karena kemiskinan keluarganya. 

Dia kemudian bekerja di sebuah perusahaan konstruksi untuk menghidupi keluarganya. 

Pada tahun 1977, Zhong mengikuti ujian masuk perguruan tinggi dan mendaftar di Universitas Radio dan Televisi Zhejiang, akhirnya menyelesaikan studinya meskipun bekerja pada waktu yang sama. 

Dia bekerja sebagai reporter Zhejiang Daily sejak 1984 dan mewawancarai lebih dari 500 pengusaha. Ia menulis tentang bisnis yang pada akhirnya mengobarkan semangatnya untuk mencapai impiannya memulai bisnis sendiri. 

Pada tahun 1988, Zhong pindah ke Pulau Hainan di lepas pantai selatan Tiongkok untuk memulai bisnis jamur, udang, dan penyu. Selama ini, ia juga bekerja sebagai perwakilan penjualan di Wahaha Beverage Company sebelum mendirikan Nongfu Spring pada tahun 1996.

Pada tahun 1999, Zhong berhenti menerima mineral alami dari air kemasannya. Hal ini menjadi berita di Tiongkok, negara yang sebagian besar air kemasannya disuling secara tradisional. Sebaliknya, ia fokus menyoroti manfaat air alami.

Pada tahun 2007, Zhong berhasil mengembangkan gagasan bahwa “air alkali lemah” dapat meningkatkan kesehatan, dan pada tahun 2008 ia menamakan Mata Air Nongfu sebagai mata air yang membantu menghubungkan konsumen dengan alam melalui airnya.

Namun, selama beberapa tahun berikutnya, Zhong mengalami kontroversi ketika media mempertanyakan kualitas airnya dan menyoroti bahan-bahan yang tidak dapat dimakan yang ditemukan dalam air kemasan.

Meski mengalami penurunan, pangsa pasar air minum dalam kemasan Nongfu Spring terus tumbuh hingga mencapai 28,3 persen pada tahun 2018, menjadikannya merek terpopuler. 

Perusahaan ini terus berkembang hingga melaporkan pendapatan $3,5 miliar pada tahun 2019 dan meluncurkan IPO di Bursa Efek Hong Kong pada akhir tahun 2020.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel