Bisnis.com, JAKARTA — Menjadi kaya di usia muda mungkin menjadi dambaan setiap orang. Namun kenyataannya, sebagian orang saat ini bahkan tidak perlu bekerja keras, mereka hanya perlu menjadi anak konglomerat.

Forbes baru-baru ini merilis daftar miliarder termuda dunia 2024, dan Mark Mateshitz dari Red Bull menempati posisi pertama di milenium ini dengan kekayaan bersih USD 39,6 miliar atau Rp 616,8 triliun.

Sepeninggal pendiri Dietrich Mateschitz pada tahun 2022, ia menduduki puncak daftar miliarder muda terkaya setelah mewarisi 49 persen saham perusahaan. Siapa Mark Mateschitz?

Mark Mateschitz lahir pada Mei 1992 dan besar di Salzburg, Austria. Dia bersekolah di sekolah menengah di Salzburg dan belajar bisnis di Universitas Sains Terapan di kota itu.

Dia adalah anak tunggal Dietrich Mateschitz, yang meninggal pada Oktober 2022 setelah mengumpulkan salah satu kekayaan terbesar di dunia melalui bisnis minuman energi Red Bull miliknya. 

Sepeninggal Mark, ia mewarisi saham ayahnya di perusahaan yang berbasis di Salzburg, Austria. Dia kemudian meninggalkan Red Bull untuk fokus pada perannya sebagai pemegang saham.

Kisah Red Bull dimulai pada tahun 1982 ketika Dietrich membuka konsentrat energi Thailand bernama Red Bull, Krating Daeng, yang dimiliki oleh pemegang lisensi Thai Blendax, Chaleo Yoovidhya. 

Keduanya sepakat untuk menginvestasikan $500.000 dua tahun kemudian dalam mendirikan Red Bull, masing-masing memiliki 49%, dan Yovidhya mengambil sisanya. 

Bisnis minuman energi mulai beroperasi di Austria pada tahun 1987 setelah Mateschitz setuju untuk mengambil alih perusahaan tersebut.

Selama beberapa tahun berikutnya, Red Bull berkembang ke seluruh dunia dan menjadi semakin populer setelah melakukan pemasaran melalui sponsorship di acara olahraga dan ekstrem. 

Flying Bulls, sebuah tim pelatihan penerbangan, didirikan di Salzburg, Austria pada tahun 1999 dan mensponsori balap ketahanan Red Bull, Formula 1 dan berbagai olahraga ekstrim. Mateschitz memiliki lisensi pilot dan memiliki koleksi pesawat bersejarah di Bandara Salzburg.

Perusahaan tersebut kemudian membeli tim balap Formula 1 Red Bull pada tahun 2005, yang memenangkan tiga kejuaraan dunia berturut-turut antara tahun 2010 dan 2012. 

Kesepakatan penting lainnya yang dilakukan perusahaan ini termasuk pembelian tim Major League Soccer di New York dan sponsor acara olahraga seperti seluncur es dan menyelam.

Lihat Google Berita dan berita serta artikel WA lainnya