Bisnis.com, JAKARTA – Investor miliarder James Simons atau dikenal dengan Jim Simons, ahli matematika dan pendiri salah satu pengelola dana lindung nilai terkemuka dunia, Renaissance Technologies, meninggal dunia pada usia 86 tahun. Ini profilnya.
Baru-baru ini, organisasinya mengatakan pada Jumat (10/5) bahwa Jim telah meninggal dunia dan tidak memberikan informasi mengenai penyebabnya.
“Jim adalah pemimpin luar biasa yang telah melakukan transformasi matematis dan menciptakan perusahaan terkemuka dunia,” jelas presiden Simons Foundation David Spergel, dikutip Business Insider, Sabtu (11/5).
James Harris Simons lahir di Newton, Massachusetts. Jim mengembangkan minatnya pada matematika dan statistik dan memperoleh gelar sarjana matematika dari Massachusetts Institute of Technology pada tahun 1958 dan gelar doktor matematika dari University of California, Berkeley, pada tahun 1961.
Dia kemudian menghabiskan waktu mengajar di MIT dan Universitas Harvard sebelum bekerja di Institute for Defense Analyses di Princeton, New Jersey, sebagai pemecah kode untuk Badan Keamanan Nasional.
Kemudian dari tahun 1968-198, Jim menjadi ketua departemen matematika di Universitas Negeri New York di Stony Brook.
Pada tahun 1976, Jim menerima Penghargaan Oswald Veblen dalam bidang Geometri dari American Mathematical Society. Penghargaan ini diterima atas penelitian yang berdampak pada teori string dan bidang fisika lainnya.
Setahun setelah menikah, pada tahun 1978 Simons memulai perusahaan investasinya sendiri. Dia mengundurkan diri sebagai CEO hedge fund pada tahun 2010, dan kemudian fokus pada filantropi.
Jim dan istrinya mendirikan yayasan tersebut pada tahun 1994 untuk mendukung para ilmuwan dan organisasi yang terlibat dalam penelitian di bidang sains, matematika, dan pendidikan. Dalam daftar kontribusi amal terbesar oleh individu atau organisasi mereka menurut Chronicle of Philanthropy pada tahun 2023, Jim berada di urutan kedua setelah Warren Buffett.
Sementara itu, diketahui pada tahun 2023 Jim dan istrinya akan mendonasikan US$500 juta melalui yayasan tersebut kepada State University of New York di Stony Brook untuk mendukung kekuatan universitas dan meningkatkan beasiswa, lapangan kerja, penelitian, dan pengobatan. Ia meninggalkan seorang istri, tiga anak, lima cucu, dan satu cicit.
Berdasarkan kekayaan bersih real-time Forbes per Jumat (10/5), ia memiliki kekayaan sebesar US$31,4 miliar atau Rp504 triliun. Jim bergabung dalam daftar Miliarder 2024 di nomor 55 dan bergabung dalam Forbes 400 2023 di nomor 25.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel