Bisnis.com, JAKARTA – Gautam Adani, orang terkaya kedua di dunia dan terkaya ke-22 di dunia, kembali menuai kontroversi karena terlibat kasus suap miliaran dolar di Amerika Serikat.

Seperti diberitakan Reuters, Kamis (21/11/2024), Adani dan tujuh terdakwa lainnya, termasuk keponakannya Sagar Adani, disebut-sebut menyuap pejabat pemerintah India sekitar $265 juta atau sekitar Rp 4,2 triliun untuk mendapatkan kontrak pasokan. energi matahari yang didapat.

Tujuan dari suap ini juga agar para terdakwa dapat memperoleh keuntungan sebesar $2 miliar selama jangka waktu 20 tahun.

Jaksa juga mengatakan Adani dan eksekutif Adani Green Energy lainnya, Vneet Jaain, berhasil mengumpulkan lebih dari $3 miliar pinjaman dan obligasi untuk perusahaan dengan menyembunyikan korupsi dari pemberi pinjaman dan investor.

Dalam kasus ini, diduga terjadi pelanggaran terhadap Undang-Undang Anti Korupsi Amerika Serikat atau Undang-Undang Praktik Korupsi Luar Negeri. 

Karakter Gautam Adani

Meski banyak kontroversi, Gautam Adani tetap menjadi salah satu orang terkaya di India. Dia adalah pendiri dan ketua Adani Group, salah satu konglomerat bisnis terbesar di India. 

Adani lahir pada tanggal 24 Juni 1962 di Gujarat. Ia meninggalkan sekolah dan bekerja di bisnis tekstil ayahnya sebelum membuka perusahaan perdagangan komoditas pada tahun 1988, yang menandai masuknya ia ke dunia bisnis.

Perusahaan kemudian mengembangkan dan mengelola bisnis di berbagai sektor, antara lain pelabuhan, bandara, distribusi gas, energi ramah lingkungan, pusat data, logistik pertanian, minyak nabati, pembangkit listrik dan transmisi. 

Faktanya, grup ini adalah operator bandara terbesar di India dan juga mengendalikan pelabuhan Mundra di negara bagian Gujarat, asal Adani, serta pelabuhan swasta terbesar di negara itu. 

Di bawah payung perusahaan besar Adani, tujuh perusahaan terdaftar di Bursa Efek India. Adani Group juga memiliki tambang batu bara kontroversial di Australia, tambang Carmichael, yang menjadi sasaran empuk para aktivis iklim.

Selama bertahun-tahun, grup ini telah berkembang melalui akuisisi dan kolaborasi. Beberapa kolaborasi penting telah berhasil diselesaikan, seperti TotalEnergies SE dari Perancis dan Adani Group, yang setuju untuk menginvestasikan $5 miliar dalam produksi hidrogen ramah lingkungan dan produk terkait di India. 

Selain itu, Adani Group juga menjadi produsen semen terbesar kedua di India setelah membeli aset perusahaan Swiss Holcim di India senilai $10,5 miliar.

Menurut Forbes, Adani saat ini memiliki kekayaan sebesar $69,8 miliar atau setara Rp1,113 triliun, dan merupakan orang terkaya ke-22 di dunia.

Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan WA Channel