Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menunjuk Djoko Siswanto sebagai Direktur Divisi Khusus Operasi Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

“Penunjukan Djoko Siswanto sebagai Direktur Operasi Khusus Pendirian Pengusahaan Migas,” demikian bunyi keputusan yang dibacakan di Kantor Energi dan Mineral, Kamis (7/11/2024) malam.

Dengan begitu, Djoko menggantikan Dwi Soetjipto sebagai pemain pertama di SKK Migas. Bahlil langsung menawarkan proyek perluasan migas kepada Djoko.

Menurut Bahlil, proyek tersebut sesuai dengan rencana Presiden Prabowo Subianto untuk meraih kekuasaan yang kuat. Bahlil mengingatkan, produksi minyak Indonesia saat ini berada di level 600.000 barel per hari (BOPD), namun minyak sudah mencapai 1,6 juta BOPD.

“Saya minta Pak Djoko yang baru terpilih menyelesaikannya, itu tugas utama bapak/ibu,” kata Bahlil.

Selain itu, dia juga meminta Djoko melengkapi seluruh aturan dan ketentuan yang menghambat penyidikan atau promosi lebih lanjut.  Profil Djoko Siswanto

Berdasarkan informasi Bisnis, Djoko merupakan mantan Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) sejak 2019.

Beliau juga pernah bekerja di SKK Migas, sebagai wakil presiden yang membidangi manajemen penjualan pada tahun 2016 hingga 2018. Setelah itu, beliau bekerja untuk kapasitas Fa’ Migas pada tahun 2018-2019.

Dari segi pengalaman, Djoko Siswanto memiliki pengalaman panjang di sektor migas. Beliau memulai karirnya pada tahun 1990 di PT Sarana Putra Makmur sebagai Petroleum Engineer, dimana beliau melakukan analisis tekanan, temperatur dan temperatur minyak dan gas menggunakan software Eclipse 100 dan 200. 

Dua tahun kemudian atau tahun 1992, beliau pindah ke Direktorat Teknik, Dirjen Migas. Di sana, ia fokus pada keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan dalam eksplorasi dan produksi minyak dan gas, selain pengembangan rencana pengembangan (POD) minyak dan gas. 

Setelah menjadi Dirjen, 8 tahun kemudian atau pada tahun 1999 berganti jabatan menjadi Direktorat Eksplorasi dan Produksi, Dirjen Migas. Oleh karena itu, ia mengelola produksi migas dan mengembangkan POD migas.

Pada tahun 2002, beliau menjadi Manajer Minyak dan Gas Bumi pada Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi. Tahun berikutnya pada tahun 2003, Djoksis atau yang dikenal dengan Djoko Susilo menjadi Direktur Bidang Analisa dan Pelaporan Migas pada Sekretaris Direktur Jenderal Migas. 

Setahun berikutnya, ia mengubah arahan dari Dirjen Migas menjadi Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas Djoko Susilo untuk mengawasi produksi migas yang sangat panjang, selama 11 tahun hingga 2015. Proyek di BPH Migas dimulai pada tahun 2004, saat itu beliau menjadi anggota Pokja Direktorat Bahan Bakar Minyak BPH Migas. 

Pada tahun 2008, beliau dipromosikan menjadi Ketua Kelompok Kerja Strategi, Pasokan, Informasi Regulasi dan Harga Gas Bumi untuk Konsumen Domestik dan Kecil, Direktorat Gas Bumi BPH Migas. 

Dan pada tahun 2010 juga menjadi Direktur Harian Gas Bumi BPH Migas. Pada tahun 2012-2013, beliau juga menjabat sebagai Direktur BBM BPH Migas.

Kemudian pada tahun 2013 hingga 2015, Djoko menjadi Sekretaris BPH Migas. Terakhir, beliau menjabat sebagai Direktur Gas Bumi pada periode 2014-2015. Kemudian, Djoko Siswanto kembali ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan menjadi Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas pada tahun 2015. 

Jika dilihat dari pendidikannya, Djoko memperoleh gelar Diploma Teknik Mesin dari Universitas Politeknik Indonesia. Beliau kemudian melanjutkan studi S1 ​​Teknik Perminyakan di ITB pada tahun 1986-1990. 

Pada tahun 2000-2001, beliau lulus dari Edinburgh Business School di Herriot Watt University, Inggris. Beliau juga memperoleh gelar master di bidang manajemen minyak dan gas dari Centre of Energy Petroleum Mineral Law & Policy, Dundee University, Inggris. 

Untuk meraih gelar PhD, Djoko pulang kampung untuk mengejar gelar doktor di Teknik Perminyakan ITB pada periode 2006-2011.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel