Bisnis.com, JAKARTA – Taipan sekaligus salah satu orang terkaya di Indonesia di balik Grup Salim kembali bergerak. Konglomerat ini mengakuisisi tambang emas dan tembaga di Australia melalui anak perusahaannya.

MACH Metals Australia Pty Ltd, bagian dari Salim Group, baru-baru ini mengajukan penawaran untuk membeli perusahaan pertambangan tembaga dan emas Australia Rex Minerals Limited senilai $393 juta atau sekitar Rp 4,31 triliun.

Rex sendiri mengumumkan pada 8 Juli 2024 bahwa mereka telah menandatangani Perjanjian Implementasi Skema (SID) dengan pemegang saham utama MACH, di mana MACH akan menjual seluruh saham Rex yang belum dimilikinya dengan harga AU$0,47 per saham untuk mendapatkan uang tunai. . .

MACH Metals Australia Pty Ltd sendiri merupakan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh MACH Australia Holdings Pty Ltd yang didirikan pada tahun 2015 dan dimiliki sepenuhnya oleh Salim Group.  Sosok Bos Salim Group

Karena manuvernya yang berbeda-beda, gerak-gerik kelompok Salim tidak lepas dari peran pemimpinnya, Antony Salim. Keberhasilannya tidak hanya terjadi di sektor pertambangan, namun juga di bidang investasi di sektor pangan, ritel, perbankan, telekomunikasi, dan energi.

Anthony yang kini menjadi pimpinan Grup Salim dan bernama asli Liem Hong Hsien ini lahir pada 25 Oktober 1949. Dia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan Sudano Salim dan Lee Kim Nio.

Salim Group sendiri merupakan perusahaan milik ayahnya yang sempat mengalami masa emas sebelum krisis mata uang tahun 1998. 

Anthony adalah lulusan Sekolah Tinggi Teknologi North East Surrey. Sekembalinya dari Inggris pada awal tahun 1970-an, Anthony fokus pada pengembangan bisnis Salim Group.

Setelah lulus, ia menikah dengan Siti Margaret Yusuf pada usia 25 tahun dan dikaruniai tiga orang anak.

Orang tua Anthony Salim terlahir dari keluarga pengusaha dan merupakan pengusaha atau orang yang sangat kaya selama puluhan tahun dan sangat dekat dengan Presiden Soeharto.

Sebelum menjadi Ketua Grup Salim, ia juga memegang peran penting di pemerintahan. Pada masa “Orde Baru”, Antony menjadi anggota Dewan Rakyat sebagai wakil KADIN dan bekerja hingga jatuhnya Orde Baru. 

Kedekatan keluarganya dengan Soeharto juga membuatnya menjadi wakil bendahara yayasan pemerintah Dana Sejahtera Mandiri pada tahun 1995 yang dipimpin oleh Soeharto.

Selama krisis keuangan Asia, Anthony ditunjuk oleh IMF dari Maret 1998 hingga Mei 1998 sebagai Sekretaris Dewan Penguatan Stabilitas Ekonomi dan Keuangan.

Namun setelah Presiden Soeharto lengser, keluarga Salim kehilangan kendali. Anthony terpaksa menyerahkan hampir 100 perusahaan keluarganya kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), termasuk PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan memiliki utang hingga Rp 55 triliun. 

Meski demikian, Anthony tetap teguh menjalankan usahanya sendiri dan mempertahankan bisnis keluarganya di bidang industri makanan. Ia diketahui sebagai pemilik Salim Group yang menguasai PT Indofood Sukses Makmur dan PT Bogasari Flour Mills. 

Menurut Bloomberg Billionaires Index, Anthony Salim kini memiliki kekayaan $12,5 miliar atau setara Rp 203 triliun dan merupakan salah satu keluarga terkaya di Indonesia.

Untuk berita dan artikel lainnya, lihat Google Berita dan Channel WA