Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Produsen Barang Elektronik Indonesia (APPI) mencari peluang investasi pada industri dan produsen mesin dan elektronik asal China yang dinilai memiliki teknologi tercanggih di dunia.
Presiden APPI John Purnawan Widjaja mengatakan pihaknya berhasil mengundang produsen mesin dan peralatan elektronik dari negara lain untuk membangun pabrik di Indonesia.
Misalnya industri trafo, dulu belum ada pabrik yang memproduksi kawat tembaga untuk kabel listrik. Kini sudah ada pabrik asing yang berinvestasi di Indonesia untuk membangun pabrik trafo di Indonesia. ,” kata Yohanes saat ditemui di Jiexpo, Rabu. 21/8/2024).
Melalui Indonesia International, Machinery, Electricity and New Energy Industry Exhibition (IIME) 2024, pihaknya menantikan peluang kerja sama baru dengan produsen mesin asal Tiongkok.
Hal ini juga merupakan peningkatan nilai investasi yang dilakukan produsen peralatan rumah tangga sebesar Rp4,8 triliun yang mencakup 200 juta Euro UE dan 264 juta dolar AS.
Selain itu, Tiongkok adalah pemasok produk listrik dan elektronik terbesar di Indonesia. Pada semester pertama tahun ini, ekspor Indonesia dari Tiongkok, khususnya mesin dan elektronik, mencapai 15,6 miliar dolar AS, meningkat 12,2% dibandingkan tahun lalu.
“Dengan demikian, ada kerja sama antara pengusaha Tiongkok dan Indonesia untuk saling bersinergi seperti kerja sama teknologi atau kerja sama bisnis pembukaan pabrik di Indonesia,” ujarnya.
Yohanes sebelumnya juga mengatakan, perusahaan China yang memproduksi produk meteran berhasil didatangkan untuk membangun pabrik dan bekerja sama dengan pengusaha Indonesia.
Alhasil, produk-produk yang sebelumnya dipenuhi impor bisa memiliki Rasio Bagi Hasil Dalam Negeri (TKDN) rata-rata 60% dan dipasok oleh Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero).
“Rata-rata yang diterima PLN dari anggota kami sekitar 60%. Kami adalah perusahaan listrik yang sebagian besar menggunakan listrik dari PLN, termasuk SPKLU,” ujarnya.
Guna meningkatkan kinerja industri peralatan elektronik, ia menganalisis pentingnya impor teknologi canggih dari Tiongkok sebagai langkah terkini untuk menjamin efisiensi operasional.
Selain itu, ia melihat kesalahan besar pada industri elektronik dalam mendukung layanan penting dan konsumsi manusia. Perkembangan lainnya adalah proyek ketenagalistrikan di IKN.
“Sekarang tahap pertama penyiapan kantor kementerian, kantor pemerintahan, pertempuran pokok, anggota APPI sudah membantu kita semua mulai dari trafo, kabel, meter, panel, kita semua berikan IKN, jadi kita berharap terus, Tentu saja. sekitar 10%-15% tahun ini,” ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA