Bisnis.com, Jakarta – Asosiasi Vaping Swasta Indonesia (APVI) mematok target Rp2 agar segmen rokok elektrik bisa mencapai pertumbuhan penjualan lebih dari 6% tahun ini, menurut Bea Cukai Tembakau (CHT) Kementerian Keuangan. ) sasaran. . Triliun.

Menurut Ketua Umum APVI Budianto, ia berharap CHT dapat mencapai tujuannya dan menjual rokok elektrik, seiring dengan peningkatan konsumsi dari tahun ke tahun. Saat ini terdapat 6 juta pengguna rokok elektrik.

“Saat ini pertumbuhan penjualannya sekitar 5%-6%, tapi tahun ini kita bidik lebih karena kita punya target di bea dan cukai harus melebihi Rp 2 triliun,” kata Budi dalam pertemuan di Kota-Casablanca. sedang berlangsung. Hall, Jakarta, pada Rabu. (29/5/2024).

Optimisme ini didukung oleh hasil tahun lalu yang meningkat dari $1 triliun menjadi $1 triliun pada tahun 2022, mencapai $1,75 triliun. Selain itu, pada awal tahun ini, Budi mengatakan pembelian cukai melebihi $1 triliun.

Namun, mereka tidak memungkiri bahwa kenaikan CHT dan pajak sebesar 10% akan mempersulit pencapaian tujuan tersebut. Menurut Budi, volume penjualan masih meningkat, namun pertumbuhan dari sisi harga terbatas.

“Kami berharap hal ini dapat memastikan pasarnya terus tumbuh, namun tidak akan tumbuh signifikan jika rokok ilegal terus merajalela dan berdampak pada industri,” ujarnya.

Sebelumnya, para pengusaha menyebut pajak rokok elektrik yang mulai berlaku pada 1 Januari 2024 merupakan pukulan terbesar ketiga yang bisa berdampak pada industri.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Vaporizer Pribadi Indonesia (APVI) Garindra Kartasamita sebelumnya mengatakan industri baru ini menambah beban pajak pertambahan nilai akibat kenaikan cukai sebesar 15% dan kenaikan harga jual eceran (HJE).

“Pajak rokok terhadap rokok elektrik merupakan pukulan terbesar ketiga bagi industri rokok elektrik pada tahun 2024,” ujarnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan The Watch Channel