Bisnis.com, JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Demokrat Hendrik Sitompul mencurigai adanya bea dan cukai akibat kiriman produk tekstil impor ke Tanah Air.
Hendrick menilai bea dan cukai merupakan pintu masuknya barang-barang yang diimpor ke Indonesia. Ia juga menduga ada permainan bea cukai yang menjadi penyebab tingginya volume produk impor di pasaran, meski pemerintah telah mengubah kebijakan perdagangannya.
“Kalau kepabeanan dan cukai tidak tepat, aturan perdagangan seperti apa yang diambil juga menjadi masalah,” kata Hendrik pada pertemuan VII Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Komisi Masyarakat (RDPU) di Kompleks Parlemen. . 7/2024).
Bahkan, Hendrik juga menuding ancaman bea dan cukai terjadi karena sengaja memasukkan barang impor untuk menambah pendapatan. Ia juga prihatin dengan inkonsistensi peraturan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian dan Keuangan sehingga menimbulkan kebingungan di kantor impor.
Hendrik juga menduga tingginya tingkat penyelundupan tekstil di Indonesia, baik melalui pintu masuk resmi maupun melalui pintu masuk ilegal yang dikenal dengan “jalur tikus”.
“Saya kira bea dan cukai ingin meningkatkan pendapatannya dengan mengimpor barang-barang ini dan akhirnya industri kita akan kolaps,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia menegaskan agar semua pihak duduk bersama untuk menyepakati tujuan utama melindungi industri dalam negeri. Pemerintah tidak bisa sendirian dalam mengatur impor dan industri dalam negeri. Tanpa kerja sama yang kuat, ia pesimistis terhadap masa depan industri dalam negeri.
“Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan harus duduk bersama, mereka tidak bisa mengelola industri sendirian,” ujarnya.
Diberitakan Bisnis.com, pada Sabtu (6/7/2024) pelaku industri kecil dan menengah (UKM) serta pekerja tekstil dan produk tekstil (TPT) mengajukan banding ke Kementerian Keuangan dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. untuk bertanggung jawab atas banjir tersebut.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Konveksi (IPKB) Nandi Gerdiaman mengatakan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani dan Menteri Keuangan Shri Mulyani merupakan pihak yang harus bertanggung jawab atas kondisi UKM dan tekstil nasional saat ini. industri. Bea dan Cukai membolehkan penyelundupan pakaian impor ilegal melalui beberapa cara.
“Ascolani sepertinya membiarkan penyelundupan melalui impor massal, penghindaran HS, dan penagihan kepada kroni-kroninya,” kata Nandi dalam keterangan resmi, Sabtu (6/7/2024).
Apalagi, Nandi menuding Menteri Keuangan Shri Mulyani membiarkan Bea dan Cukai menjadi konspirasi mafia impor. Pelaku usaha kecil dan menengah serta pekerja TTT juga meminta aparat penegak hukum menindak pihak-pihak yang terlibat dalam impor ilegal.
“Perusahaan logistik yang bermitra dengan Bea dan Cukai, termasuk barangnya, selalu masuk jalur hijau,” kata Nandy.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA