Bisnis.com, Jakarta – Penyedia layanan kesehatan PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) telah mengakuisisi 39% saham pembuat peralatan medis Proline untuk memperkuat rantai pasokannya. 

CEO Prodia Dewi Muliaty mengatakan akuisisi 39% saham Proline merupakan bagian dari strategi memperkuat dan mengamankan rantai pasokan di tengah lingkungan global yang semakin tidak menentu. 

Dewi mengatakan dalam keterangan resmi yang dikutip, Sabtu (29 Juni 2024), “Prodia mengatakan keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan manfaat masa depan, termasuk konsolidasi dan penjaminan pasokan produk perseroan”. 

Dewi menjelaskan, dengan memiliki saham di Proline, PRDA dapat memastikan kontrol yang lebih besar terhadap rantai pasokan. Hal ini dapat mengurangi risiko penundaan dan ketidakpastian dalam logistik pihak ketiga.

Selain itu, investasi PRDA pada Proline juga didasarkan pada produk Proline dengan peringkat kandungan lokal tinggi (TKDN). Dewi mengklaim hal ini menunjukkan komitmen PRDA dalam mendukung industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor, serta memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam menyediakan solusi kesehatan yang berkualitas.

Akuisisi tersebut juga disebut akan meningkatkan kinerja keuangan PRDA. Liana Kuswandi, Chief Financial Officer Prodia, mengatakan akuisisi ini bisa membantu menghasilkan pendapatan. 

Setelah dari sisi finansial, akuisisi tersebut diharapkan dapat menghasilkan lebih banyak aset dan pendapatan aset yang diperkirakan akan terus tumbuh di tahun-tahun mendatang. 

Proline saat ini memiliki satu pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka III Cikarang yang telah beroperasi sejak 15 Oktober 2011. Sejak awal berdirinya, Proline telah menghasilkan berbagai macam produk yang umum digunakan oleh ribuan orang. Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.

Pada tahun 2023, Proline akan menambah lini produknya yaitu pengencer darah untuk berbagai jenis produk darah yang banyak digunakan di Indonesia. Produk prolin telah lama ditampilkan dalam katalog elektronik dan mengandung lebih dari 40% TKDN. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel