Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan pembahasan proyek investasi di bidang minyak di Iran akan terus berlanjut pasca meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter pada Senin (20/5/2024). atau Minggu setempat. waktu. 

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal mengatakan diskusi kedua negara mengenai kelanjutan investasi minyak di Tanah Air akan terus berlanjut.

“Tetapi kerja sama b to b [business to business] jangan sampai terpengaruh dengan kegairahan seperti itu. Kerja sama kedua negara harus terus ditingkatkan,” kata Iqbal saat dihubungi, Senin (20/5/2024). 

Iqbal mengatakan, pemerintah Indonesia turut berduka cita atas meninggalnya Raisi dalam kecelakaan helikopter di barat laut Iran hari ini. 

“Kami sangat sedih dengan kejadian ini,” ujarnya.

Media Iran menyebutkan cuaca buruk menyebabkan pesawat Raisi jatuh dan mempersulit upaya penyelamatan. Kantor berita negara IRNA menyebutkan Raisi menerbangkan helikopter Bell 212 buatan Amerika Serikat (AS).  

Begitu pula menurut laporan Aljazeera, Paul Beaver, pakar penerbangan dan mantan pilot helikopter, mengatakan cuaca buruk disertai awan, kabut, dan suhu beku menjadi penyebab jatuhnya helikopter yang ditumpangi Raisi. 

Kecelakaan itu terjadi setelah Raisi dan pejabat lainnya kembali dari acara peresmian bendungan oleh Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev. Kantor berita negara IRNA menyebutkan Raisi menerbangkan pesawat Bell 212 yang diproduksi Amerika Serikat (AS).

Seperti disebutkan sebelumnya, pemerintah berupaya menghidupkan kembali akses Mansouri terhadap minyak dan gas alam pasca kunjungan Presiden Iran Seyyed Ebrahim Raisi ke Indonesia pada 23-24 Mei 2023. 

Kunjungan Raisi yang pertama kali sejak menjabat sebagai presiden Iran 8 Agustus 2021 kemudian membuka kembali nota kesepahaman atau MoU yang telah ditandatangani kedua negara pada tahun 2016 mengenai proyek investasi PT Pertamina (Persero) untuk membenahi masa depan. blok di Iran.  

Setelah dua tahun pemberian lapangan tersebut, Pertamina menganggarkan dana sebesar US$ 1,5 miliar untuk mengelola Blok Mansouri untuk jangka waktu 5 tahun. 

Namun, proses penyelesaian akuisisi tersebut terpaksa ditunda akibat sanksi ekonomi yang dijatuhkan Amerika Serikat terhadap Iran pada pertengahan tahun 2018.

Selain Blok Mansouri, pemerintah Iran melalui National Iran Oil Company (NIOC) juga menghibahkan Blok Ab-Teymour kepada Pertamina saat itu.

Berdasarkan catatan Bisnis, total cadangan Lapangan Ab-Teymour dan Mansouri diperkirakan mencapai 5 miliar barel. Kedua lapangan tersebut sedang dalam tahap produksi, yakni 48.000 barel per hari (bpd) untuk Lapangan Ab-Teymour dan 54.000 barel per hari untuk Lapangan Mansouri. Namun, perusahaan hanya akan fokus pada Mansouri dulu.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel