Bisnis.com, JAKARTA – Republik Ceko akan bertemu Georgia pada Grup F Euro 2024 di Volkspark Hamburg pada Sabtu (22/6/2024) malam pukul 20.00 WIB.

Laga ini menjadi laga hidup mati bagi Georgia dan Republik Ceko untuk menjaga asa lolos ke babak 16 besar Euro 2024.

Lokomotiv Republik Ceko tersingkir dalam pertandingan yang dimenangkan Portugal 2-1, hanya menguasai 26 persen penguasaan bola.

Tim asuhan Ivan Hasek itu hanya mampu melakukan lima tembakan ke gawang, satu di antaranya tepat sasaran. Lukas Provod juga mempunyai satu-satunya tembakan ke gawang.

Di sisi lain, Georgia mampu menandingi Turki baik dari segi konten maupun penciptaan peluang, meski kalah 1:3.

Total, Tentara Salib melepaskan 14 tembakan, lima di antaranya tepat sasaran, dan menguasai 44 persen bola.

Melawan Portugal, Republik Ceko menggelar pertemuan antara dua tim dengan peringkat tertinggi FIFA di Grup F Euro 2024.

Sebaliknya, laga Turki melawan Georgia merupakan pertemuan antara dua tim peringkat terbawah di grup. Suporter Georgia mendukung timnasnya saat bertanding melawan Turki pada laga pertama Grup F Euro 2024 di Stadion BVB Dortmund pada 18 Juni 2024. (Foto oleh Ina FASSBENDA dan Bernadette SZABO / AFP) (AFP/INA FASSBENDA)

Ceko yang berada di peringkat 34 memang pantas kalah dari Portugal yang berada di peringkat keenam.

Oleh karena itu, masuk akal jika Georgia yang berada di peringkat 74 harus kebobolan dari Turki yang berada di peringkat 42.

Namun ketika tim peringkat 34 kalah dari tim peringkat 74, sulit menerima gagasan tersebut.

Mengingat hal ini, Republik Ceko, yang menggandakan kemenangan di Georgia, akan memasuki Stadion Volkspark dengan lebih percaya diri dibandingkan saat mereka dikalahkan 1-2 oleh Seleção.

Menurut gagasan ini, “Tentara Salib” akan menjalani pertandingan yang lebih sulit dibandingkan pertandingan pertama melawan Turki.

Ini bisa saja menjadi kekalahan kedua bagi tim asuhan Willy Sagnol, namun justru membawa Republik Ceko kembali ke jalur yang benar.

Kedua negara yang berdiri pasca runtuhnya Uni Soviet pada Desember 1991 ini menjadi wajah baru Piala Eropa saat Perang Dingin.

Meskipun merupakan bagian dari Cekoslowakia, Republik Ceko adalah negara satelit independen dari Uni Soviet, sedangkan Georgia pernah menjadi bagian integral dari Uni Soviet.

Mereka berkali-kali mengikuti kompetisi besar sepak bola, bahkan dua kali menjadi wakil pemain negara dan satu kali menjuarai Piala Eropa, saat masih menjadi bagian Slovakia di Cekoslowakia.

Sejak merdeka, Republik Ceko tak pernah absen di babak delapan besar Piala Eropa. Mereka hampir selalu berhasil lolos dari babak penyisihan grup, finis ketiga pada tahun 2004. Sebaliknya, Georgia baru saja menjalani debutnya di Euro 2024 di Jerman.

Georgia bisa dibilang kalah berpengalaman dibandingkan Republik Ceko dalam mengenal kompetisi sepak bola besar Eropa ini.

Namun dalam sejarah sepakbola kedua tim ini, Republik Ceko dan Georgia belum pernah bertemu di kompetisi tersebut.

Oleh karena itu, pertandingan hari Sabtu nanti akan menjadi pertemuan pertama Ceko dengan Georgia.

Georgia seharusnya bisa unggul di sini karena rival mereka memiliki sejarah yang signifikan saat menghadapi tim yang baru pertama kali mereka hadapi.

Sebelumnya, Republik Ceko mengalahkan lima dari enam tim yang mereka temui untuk pertama kalinya. Mereka hanya kalah sekali melawan tim yang baru saja mereka hadapi, yaitu melawan Kosovo pada September 2019.

Meski demikian, Georgia tetap berharap dengan formasi pemainnya yang dari segi ukuran pasar sedikit melebihi Republik Ceko.

Nilai pendapatan suatu tim, yang mencerminkan tingkat harga pemain, seringkali mencerminkan perbedaan kualitas dan reputasi pemain.

Ternyata, meski menempati posisi terbawah di Grup F, nilai pasar Georgia sedikit lebih tinggi dibandingkan Republik Ceko yang berada di bawah Grup F.

Portugal memimpin dengan skor 10 kali lebih baik dari Republik Ceko dan Georgia serta tiga kali lebih baik dari Turki.

Willy Sagnol bisa memanfaatkan kualitas hebat para pemainnya, yang tercermin dari harga pasar mereka.

Di sisi lain, Ivan Hasek bisa memaksimalkan keunggulan teknis dan pengalaman timnya.

Namun dari segi formasi dan permainan, kedua manajer masih bisa menggunakan tiga bek tengah, dengan penekanan berbeda. Georgia mengikuti rencana 3-5-2, dan Republik Ceko – 3-1-4-2.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan saluran WA