Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan baru presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menargetkan kapitalisasi pasar modal mencapai Rp 22.000 triliun pada tahun 2027. Hal tersebut merupakan salah satu pandangan perkembangan pasar saham pemerintahan Prabowo-Gibran.
Dalam materi pemaparannya di Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Anggota Dewan TKN Prabowo-Gibran Dradjad H. Wibowo mengatakan, target kapitalisasi pasar Prabowo-Gibran lebih tinggi dibandingkan target dalam peta jalan atau road map Otoritas Jasa Keuangan (OJK). .
Dalam roadmap OJK, OJK menargetkan kapitalisasi pasar pada tahun 2027 lebih dari Rp 15.000 triliun atau 70% dari produk domestik bruto (PDB) IMF. Saat ini, Prabowo-Gibran menargetkan pasar modal mencapai lebih dari Rp 22.000 triliun atau 70% PDB.
Saat ini, hingga Jumat (9/8/2024), kapitalisasi pasar saham saat ini berada di angka Rp 12,336 triliun. Jika kita bicara soal tujuan Prabowo-Gibran, maka tujuan tersebut membutuhkan pasar lebih dari Rp 10.000 triliun dalam tiga tahun.
Menurut Dradjad, strategi ekonomi di sektor bawah, ekonomi briu, dan Asta Cita 7 poin 43 dapat mempercepat pertumbuhan banyak perusahaan yang tercatat di BEI.
Penghargaan Asta Cita 43 diharapkan dapat meningkatkan koordinasi kebijakan Bank Indonesia dan OJK di bidang moneter, sektor keuangan, dan sektor riil untuk menstabilkan perekonomian, serta mendorong pembangunan dan perekonomian Indonesia.
Selain pembiayaan pasar, untuk perlindungan investor, TKN Prabowo-Gibran melihat OJK saat ini mempunyai dua fungsi utama, yakni pengendalian industri dan perlindungan konsumen atau investor.
Di sisi lain, negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris, misalnya, memiliki dua kewenangan berbeda untuk mengatur dan melindungi konsumen dan investor. Di Amerika, terdapat US Securities and Exchange Commission (SEC) yang bertindak sebagai lembaga pengawas dan Consumer Financial Protection Bureau (CFPB) yang melindungi konsumen dan investor terkait layanan dan produk di sektor keuangan.
Namun Tim TKN Prabowo-Gibran memandang tidak perlu memisahkan kedua kegiatan tersebut saat ini. Menurut dia, OJK harus kuat dan tegas.
Tim TKN menilai BI dan OJK merupakan deteksi dini yang baik. Namun kinerjanya kurang memuaskan dan ketidakpedulian BI dibawa ke OJK.
Kelompok TKN Prabowo-Gibran juga mengatakan salah satu bentuk perlindungan investor adalah rencana aksi pengendalian influencer. Menurut Dradjad, influencer memiliki risiko yang tinggi sehingga harus kuat dalam menegakkan, menegakkan hukum, dan memberikan sanksi.
Pengembangan pasar modal lain yang juga akan digarap oleh pemerintahan Prabowo-Gibran adalah percepatan perdagangan karbon. Percepatan perdagangan karbon ini akan dilakukan di BEI, dengan penyempurnaan aturan terkait perdagangan karbon, dan penyelesaian lembaga pendukung perdagangan karbon.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel