Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan Pemerintah sudah lama merencanakan skenario penyaluran subsidi BBM dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT). 

Sementara itu, presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto, berencana mengurangi subsidi energi dan mengubah skema penyalurannya yakni berupa bantuan langsung tunai.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengatakan, rencana penyaluran subsidi BBM dalam bentuk BLT sudah tertuang dalam nota keuangan, namun belum ada mekanisme yang tepat untuk melaksanakan skema tersebut. .

“Dari subsidi harga, hingga subsidi rakyat. Dalam catatan keuangan sudah berkali-kali dilakukan. Jadi akan terus berjalan sampai mekanismenya benar,” kata Agus dalam rapat Kementerian ESDM, Jumat (4/10). . /2024).

Agus mengatakan pemberian subsidi BBM dalam bentuk BLT dimaksudkan agar lebih tepat sasaran. Nantinya, setelah subsidi BBM diubah menjadi subsidi langsung, menurut Agus, harga seluruh BBM akan dijual sesuai harga keekonomiannya.

“Tidak dilepas ke pasaran [harga BBM]. Tapi dibuat sesuai harga keekonomian. Harganya bukan pasar. Sesuai dengan harga keekonomian,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto, berencana mengurangi subsidi energi dan mengubah skema penyaluran ke bantuan langsung tunai.

Kepala Penasihat Ekonomi Prabowo, Burhanuddin Abdullah, mengatakan pemerintahan baru akan mampu menghemat anggaran hingga Rp 200 triliun dengan menyalurkan subsidi energi sesuai sasaran.

“Kami ingin menyempurnakan data tersebut, dengan memberikan subsidi berupa bantuan keuangan langsung kepada keluarga yang berhak menerimanya. Itu akan kami lakukan,” kata Burhanuddin, seperti dilansir Reuters, Jumat (27 September 2024). .

Ia mengatakan, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, pemerintah merancang belanja hingga Rp3,621 triliun. Namun sebagian besar akan digunakan untuk membayar tagihan dan kewajiban lainnya.

Oleh karena itu, menurut Burhanuddin, perlu dilakukan penghematan anggaran guna membiayai program-program pemerintahan baru.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel