Bisnis.com, Jakarta – Pemerintah menganggarkan Rp 71 triliun untuk program makan siang gratis yang diusung Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subanto-Gibran Rakabuming. Namun pemerintah belum mengalokasikan uang dari anggaran tersebut.
Ketua Badan Anggaran DPR (BANGAR) Syed Abdullah mengatakan anggaran partainya sebesar Rp 71 triliun akan dimasukkan ke Dana Alokasi Khusus (DAK) atau kementerian terkait.
“Makanan bergizi gratis Rp 71 triliun lewat DAK? Lewat Kemendikbud? kepada wartawan, Kamis (4/7/2024). mengatakan, “karena juga menyangkut pendataan.
Makanan bergizi gratis ini sangat kompleks karena tidak hanya berisi nasi, tetapi juga telur, ayam, dan bahan makanan bergizi lainnya.
Syed juga menegaskan, anggaran makan siang gratis tersebut tidak berasal dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN).
“Babu tidak ada pidato, anggaran tersebut sebenarnya anggaran belanja tengah,” tegasnya.
Ia mengatakan, sejauh ini belum ada informasi yang diterima terkait pembelian makanan bergizi gratis tersebut. Pengeluaran tersebut juga memperhitungkan defisit pemerintah yang ditargetkan mencapai 2,29 persen hingga 2,82 persen terhadap PDB pada tahun depan.
Ia juga optimistis defisit tidak melebihi 2,5 persen produk domestik bruto meski ada makanan bergizi gratis dalam rencana belanja pemerintah.
Saat ini pemerintah terus melanjutkan dialog dengan Satgas Sinkronisasi Pemerintahan Prabowo-Gibran yang diketuai Sufami Dasco. Nantinya tim ini akan menyiapkan program makanan bergizi gratis lengkap.
Sebelumnya, Anggota Bidang Keuangan Satgas Sinkronisasi Pemerintahan Prabowo-Gibran, Thomas Sivandono, menegaskan partainya berpegang teguh pada siklus APBN.
Ia menegaskan, Presiden terpilih Prawowo berkomitmen menjaga defisit maksimal 3 persen Produk Domestik Bruto (PDB) sesuai undang-undang fiskal negara.
Ia mengatakan, “Kami ingin menegaskan bahwa Presiden terpilih berkomitmen terhadap pemerintahan saat ini dan target defisit atau defisit DPR yang telah disepakati.
Thomas memperkirakan nilai implementasi program MBG pada tahun 2025 sebesar Rp71 triliun dan berkomitmen untuk melaksanakannya secara bertahap.
Meski demikian, pihaknya ingin secepatnya mencapai target penyaluran MBG 100 persen dengan prinsip utama mata uang fiskal.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel