Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Kaikindo) mengungkapkan harga mobil akan naik hingga Rp 4 juta karena adanya tambahan pajak. 

General Manager Kaykinto Johannes Nngoi mengatakan dampak kenaikan pajak pasti akan mempengaruhi penjualan mobil. 

Hal ini sejalan dengan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) mulai 1 Januari 2025 menjadi 12% dan peluang pajak yang dipungut pemerintah daerah.

“Kalau dilihat, pajak pertambahan nilai kita naikkan menjadi 12%. Jadi, persentasenya untuk satu mobil sekitar Rp 200 juta, yaitu sekitar Rp 2 juta. Lalu, kalau Rp 400 juta, dampaknya Rp 4 juta.” Memang dampaknya besar sekali,” kata Nangoi di ICE BSD Tangerang hari ini Jumat (22/11/2024).

Selain kenaikan pajak pertambahan nilai, Nangoi juga mengatakan prospek pajak yang dipungut pemerintah daerah juga akan membebani industri otomotif. 

Pajak tersebut merupakan pajak tambahan yang dipungut dengan persentase tertentu berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Fiskal antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (HKPD). 

Kemudian, pemerintah kabupaten/kota memungut seleksi mulai dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Masuk Kendaraan Bermotor (BBNKB). Sedangkan Pemprov bisa memungut peluang dari pungutan Mineral Bukan Logam dan Batu (MBLB).

“[BBNKB] yang berlaku saat ini sekitar 12,5%. Misalnya naik 19% atau 20% dan hanya naik 6%, itu untuk mobil Rp 200 juta, dampaknya bisa sekitar Rp 12 juta. “Dengan penambahan PPN dan semua jenis produk, dampaknya lebih besar,” ujarnya.

Oleh karena itu, Kayikindo yakin pemerintah dapat menyesuaikan kebijakan tersebut dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini, terutama saat daya beli masyarakat sedang melemah.

“Tentu saja kalau kita bicara UU Nomor 1 Tahun 2022, sesuaikan dengan kondisi perekonomian saat ini dan jangan terlalu tegas. Seperti yang disampaikan Menteri [Agus Kumiwang] tadi, jangan sampai ada pemotongan di industri otomotif sekarang. kami berusaha untuk tidak membiarkan hal ini terjadi, Kata Nangoi sebagai kesimpulan.

Mengutip data Gaykindo, total penjualan Januari-Oktober 2024 sebanyak 710.406 unit, turun 15% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebanyak 836.128 unit.

Sementara itu, penjualan ritel turun 11,5% year-on-year menjadi 730,637 unit dalam 10 bulan tahun 2024, dibandingkan 825,692 unit pada periode yang sama tahun 2023.

Akibat tekanan pasar mobil yang lemah, Kaikindo terpaksa mengubah rencana penjualannya dari 1,1 juta unit menjadi 850.000 unit pada akhir tahun ini.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA