Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak menguat pada Selasa (24/9/2024) di tengah kekhawatiran pasar bahwa meningkatnya konflik antara Israel dan Hizbullah dapat mempengaruhi pasokan. 

Potensi badai tropis yang mengganggu produksi di Amerika Serikat dapat mempengaruhi pergerakan harga minyak.

Berdasarkan informasi Reuters pada Selasa (24/9/2024), minyak mentah berjangka Brent untuk bulan November naik 21 sen atau 0,3 persen menjadi $74,11 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November naik 24 sen atau 0,3% menjadi $70,61/barel.

Harga minyak turun pada hari Senin karena kekhawatiran terhadap permintaan mengurangi aktivitas bisnis di Zona Euro dan meningkatkan kekhawatiran terhadap konsumsi bahan bakar Tiongkok.

Militer Israel mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya melakukan serangan udara terhadap sasaran Hizbullah di Lebanon, menewaskan 492 orang dan menyebabkan puluhan ribu orang melarikan diri demi keselamatan.

Penembakan itu terjadi setelah ribuan dokumen dan tweet yang diduga digunakan oleh anggota Hizbullah dibocorkan pekan lalu oleh kelompok Hizbullah dukungan Iran yang berbasis di Israel dan Lebanon. Israel disalahkan atas serangan itu.

Sejak Israel berperang dengan sekutunya di Gaza, Hamas, pada 7 Oktober, Hizbullah telah terlibat baku tembak dengan tentara Israel di sepanjang perbatasan Israel.

ANZ Bank mencatat dalam catatannya bahwa pasar minyak khawatir bahwa meningkatnya ketegangan di kawasan dapat menarik anggota OPEC, termasuk Iran, ke dalam konflik.

“Pedagang juga mewaspadai cuaca,” jelasnya. Pesisir Teluk AS mungkin akan dilanda badai akhir pekan ini seiring dengan semakin intensifnya kondisi badai di Atlantik.

Produsen minyak AS telah membubarkan kru dari anjungan minyak di Teluk Meksiko karena para peramal cuaca memperkirakan badai besar kedua dalam dua minggu ini akan menghancurkan fasilitas produksi minyak lepas pantai.

Pusat Badai Nasional AS mengatakan badai tropis di tenggara ujung barat Kuba menguat menjadi badai pada Rabu dan akan semakin kuat dalam 72 jam ke depan saat bergerak melintasi Teluk Meksiko bagian timur.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel