Business.com, JAKARTA – Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian menjelaskan kemungkinan data Pusat Data Nasional (PDN) terserang ransomware.
Ia menemukan bahwa data tersebut kini terenkripsi sehingga terkunci dan tidak dapat dimanipulasi sehingga tidak dapat disalahgunakan.
“Tidak [tidak bisa], datanya ada di pusat data sementara Surabaya, tapi sudah dienkripsi jadi tidak bisa dimanipulasi. Kita isolasi, tidak ada yang bisa mengaksesnya, dan akses luar kita hentikan. bersedia, tidak boleh disalahgunakan,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah peretas mengunduh data PDN yang terkena ransomware, dia mengatakan tim forensik kini sedang menyelidikinya.
“Kami forensik dan kami bekerja terus tapi saat ini kami curiga karena sifat serangannya dienkripsi sehingga datanya disandera, datanya ada tapi disandera karena tertutup,” ujarnya. .
Lebih lanjut, terkait kemungkinan adanya human error pada serangan ransomware PDN, ia menjelaskan, saat ini sedang diselidiki oleh departemen forensik BSSN dan akan ditentukan penyebabnya lebih lanjut.
Sementara itu, Hinsa juga menegaskan pihaknya terus menyelidiki data PDN yang dibobol ransomware tersebut dan bekerja sama dengan Polri.
Nanti bisa dipastikan bagaimana prosesnya dan melihat hasil forensiknya bersama pihak kepolisian untuk penyelidikan lebih lanjut, imbuhnya.
Langkah selanjutnya, kata dia, adalah penguatan sistem data PDN di Serpong dan Batam. BSSN berharap apa yang terjadi di Surabaya tiba-tiba terjadi di tempat lain
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel