Bisnis.com, Jakarta – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim memerintahkan audit internal terhadap dana kekayaan negara (SWF) Khazanah Nasional Berhad. Hal ini bertujuan untuk menyelidiki masalah kerugian investasi pada bisnis ritel fashion online lokal.
Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) sedang menyelidiki hilangnya investasi senilai 43,9 juta ringgit (US$10 juta) di perbendaharaan dan manajer aset milik negara Permodalan, Bloomberg mengumumkan pada Senin (11 April 2024) saat penyelidikan dimulai. Nasional Bhd. (PNB) diluncurkan sebagai pengecer dan kemudian berganti nama menjadi Fashion Valet Sdn.
Investigasi ini dilakukan beberapa hari setelah Kementerian Keuangan mengatakan kedua perusahaan tersebut menginvestasikan total 47 juta ringgit di Fashion Valet pada tahun 2018 dan akhirnya menjualnya seharga 3,1 juta ringgit.
Pendiri Fashion Valet Fadzaruddin Shah Anwar dan Vivi Yusuf mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka akan mengundurkan diri dan bertanggung jawab penuh atas kegagalan investasi tersebut.
Fadzaruddin mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka akan sepenuhnya bekerja sama dalam penyelidikan MACC. Sementara itu, Khazanah dan PNB belum langsung menanggapi kabar tersebut.
Juru bicara Kantor Perdana Menteri membenarkan bahwa artikel Anwar adalah jawaban atas penyelidikan Mass.
Dalam artikelnya di Sabtu X, Anwar mengatakan tujuan audit tersebut adalah untuk memastikan seluruh perusahaan yang berafiliasi dengan pemerintah menjalankan peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Pihaknya tidak akan menyangkal PNB atau pihak terkait lainnya, katanya dalam video lanjutan beberapa jam kemudian.
Investasi Khazanah dan PNB di Fashion Valet bertujuan untuk mendukung pengusaha teknologi lokal dan perusahaan ritel digital, kata Kementerian Keuangan dalam jawaban tertulis atas pertanyaan parlemen pada hari Senin. Ia menambahkan, total kerugian penjualan tidak signifikan dibandingkan total pendapatan Khazanah dan PNB pada tahun tersebut.
Hazana mengatakan dalam pernyataannya bahwa Fashion Valet menghadapi tantangan yang semakin besar akibat Covid-19 dan peluncurannya adalah cara yang bertanggung jawab untuk mengalihkan kepemilikan kepada pihak yang dapat membantu mengelola perusahaan yang bermasalah tersebut.
Dipimpin oleh seorang pengusaha berpengalaman Malaysia, NXBT Partners telah menawarkan untuk membeli saham pemegang saham yang ada dan berinvestasi di perusahaan tersebut pada akhir tahun 2023. Menurut salah satu pendiri Fashion Valet, keputusan yang buruk menyebabkan kegagalan investasi.
“Kami mencoba mengembangkan bisnis kami terlalu agresif dan tidak cukup merencanakan skenario terburuk,” tulis mereka di Instagram.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA