Bisnis.com, JAKARTA – Pabrik smelter PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, mendapat pasokan listrik resmi dari energi baru terbarukan (EBT) yang disediakan PT PLN (Persero).

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendukung penuh langkah CNI melakukan konversi ke energi terbarukan di seluruh pabriknya. Proyek ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan global dan mendukung upaya pemerintah untuk mencapai emisi nol bersih (NZE) pada tahun 2060.

Arifin, Kamis (4) mengatakan, “Perubahan iklim mengharuskan kita mengurangi emisi karbon. PLN sudah menyediakan energi ramah lingkungan. Kita berharap pengembangan ke depan bisa memberikan energi ramah lingkungan kepada pelanggan, termasuk industri.

Arifin juga mengatakan pemerintah sedang menciptakan lingkungan energi yang bersih. Hingga saat ini, smelter di Sulawesi masih banyak menggunakan energi dari batu bara dan menghasilkan banyak karbon.

“Ini merupakan tantangan bagi industri baja saat ini, karena dunia kini menginginkan perusahaan-perusahaan tersebut menghasilkan produk ramah lingkungan dengan menggunakan energi ramah lingkungan,” tambahnya. Ia juga menekankan bahwa negara-negara Eropa telah mendorong penggunaan energi bersih dan mulai menggunakan metode pajak karbon.

Arifin juga mengapresiasi CNI yang berhasil menerapkan Inflation Reduction Act (IRA) sehingga produk perusahaan dapat dengan mudah diimpor ke pasar Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, Direktur Ritel dan Niaga PLN Edi Srimulyanti mengumumkan pihaknya siap mendukung keandalan listrik di smelter CNI yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).

“Kami bangga bisa mendukung keandalan listrik PSN untuk smelter nikel PT CNI,” kata Edi Srimulyanti. Proyek energi bersih dari PLN hingga smelter Ceria akan dilakukan bertahap, dimulai dengan produk dari PLTA Bakaru. “

PT CNI menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dengan PLN untuk kapasitas 414 MVA (352 MW) dari sumber energi terbarukan melalui Pembelian Sertifikat Energi Terbarukan (REC). Penggunaan sertifikat REC PT CNI akan meningkat dari 80.000 unit pada tahun 2024 menjadi 2,2 juta unit pada tahun 2030.

Guna menjaga keandalan dan kestabilan sumber listrik industri PT CNI, PLN juga membangun Pembangkit Listrik Mobile Barge-mounted (BMPP) berkapasitas 2 x 60 MW dengan Terminal LNG dan fasilitas Regenerasi lainnya di lokasi Ceria. Selain itu, PLN melalui anak usahanya PLN Batam akan segera membangun pembangkit listrik tenaga gas (PLTMG) berkapasitas 200 MW, dan berencana menambah Pembangkit Listrik Tenaga Siklus Gabungan (PLTGU) berkapasitas 200 MW. .

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel