Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) menjalin kerja sama dengan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Ditjen Gatrik) Kementerian Energi dan Mineral (ESDM) dalam pengelolaan data manajemen perubahan iklim pada sektor pembangkit listrik skala kecil.

Direktur Utama PLN Darmavan Prasodjo menjelaskan kerja sama ini merupakan kolaborasi program kedua belah pihak terkait kegiatan pelaporan, verifikasi Gas Rumah Kaca (GRK) dan implementasi Economic Value of Carbon (NEC).

Hal ini dilakukan dalam rangka pencapaian target Kontribusi Nasional (NDC), dan perbaikan pengelolaan perubahan iklim pada subsektor pembangkit listrik.

“PLN dan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan telah bermitra dalam upaya pengendalian perubahan iklim pada subsektor pembangkit listrik. “Meliputi pelaksanaan perdagangan karbon, pertukaran data pelaksanaan statistik emisi GRK, serta dukungan pengembangan kapasitas dan pengetahuan sumber daya manusia,” kata Darmawan dalam keterangannya yang dikutip, Minggu (5/12/2024).

Saat ini, kata Darmavan, PLN telah memiliki aplikasi PLN Climate Click yang tidak hanya berfungsi untuk menghitung dan melaporkan emisi GRK, serta perdagangan karbon, namun juga untuk aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Dengan menggabungkan sistem PLN dengan Ditjen Gatrik, data menjadi lebih akurat, efisien dan efektif. Selain itu, akan memudahkan kedua belah pihak untuk mengubah dan meningkatkan fitur di kedua aplikasi tersebut. 

Kedepannya, PLN dan Ditjen Gatrik juga dapat mengembangkan aspek lain untuk meningkatkan pengelolaan perubahan iklim.

“Kerja sama ini akan meningkatkan metode pengendalian untuk mencegah perubahan iklim menjadi serius,” ujarnya.

Terkait upaya pengendalian perubahan iklim, Darmawan mengatakan PLN dan Pemerintah telah menerbitkan Rencana Bisnis Ramah Lingkungan Penambahan Tenaga Listrik (RUPTL) yang sejalan dengan Rencana Usaha Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).

Dalam RUPTL terbaru, penambahan pembangkit listrik baru di Indonesia pada tahun 2040 akan berasal dari sumber energi baru terbarukan hingga 75% dan sisanya 25% berbasis listrik. Hal ini sejalan dengan rencana transisi energi untuk mencapai _net zero emisi_ (NZE) pada tahun 2060 atau lebih awal. 

“Ini adalah tantangan besar. “Hari ini saya harus menyampaikan kepada semua orang bahwa dunia sedang memanas dan kita perlu mengurangi emisi gas rumah kaca dan PLN berkomitmen penuh terhadap hal tersebut,” kata Darmawan.

Di sisi lain, General Manager Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemerintah sangat serius dalam menolak perubahan iklim. 

Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia pada Perjanjian Paris untuk memastikan kenaikan suhu global tidak melebihi 1,5 derajat Celcius.

Oleh karena itu, apa yang disampaikan oleh General Manager (Darmavan Prasođo) tadi, kalau benar ada orang yang hanya mengusulkan pidato dan membangunnya, kita gunakan dalam perencanaan. Itu tekad Pemerintah, kami ikut serta. “Tadi sudah kami jelaskan dampak pemanasan global. Di dunia ada aturannya tidak boleh melebihi 1,5 (derajat),” kata Gisman.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran VA