Bisnis.com, Jakarta – Julo, platform layanan fintech Indonesia, mengumumkan peningkatan penyaluran pinjaman secara signifikan. Perusahaan berencana menjadi bank dependen neobank atau digital (internet).

Pada kuartal I tahun 2024, JULO berhasil meningkatkan total penyaluran pinjaman sebesar 87,19% dibandingkan kuartal I tahun 2023. Dengan pertumbuhan tersebut, perusahaan diperkirakan akan menyalurkan dana lebih dari US$650 juta atau sekitar Rp 10,5 triliun pada tahun 2024. .

Chairman JULO Group Ankur Mehrotra mengaku optimis terhadap prospek makroekonomi jangka panjang Indonesia dan potensi berkelanjutan dari industri jasa keuangan.

“JULO telah berhasil mengarungi pasar selama lebih dari 7 tahun dan kini tumbuh lebih baik dari sebelumnya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (13/6/2024).

Sejak didirikan pada tahun 2016, JULO telah berhasil mengucurkan dana lebih dari US$1 miliar atau total Rp16,2 triliun. Pada tahun 2023, JULO berhasil mencapai distribusi hampir $500 juta, meningkat 50% dibandingkan tahun sebelumnya.

Perusahaan ini mencatatkan pencapaian pertumbuhan yang signifikan, termasuk peningkatan pendapatan sebesar 73% pada tahun 2023 dan tingkat retensi lebih dari 75%. Hal ini mengurangi biaya awal pinjaman dan meningkatkan efisiensi operasional.

JULO didukung oleh AC Ventures, sehingga perusahaan telah memperoleh laba sebelum pajak dan berharap dapat mencapai profitabilitas penuh pada akhir tahun ini.

Mehrotra mengatakan persiapan JULO yang kini akan berkembang menjadi NeoBank difokuskan pada dampak yang dapat ditimbulkannya. 

“Sekarang, terdapat minat investor yang jelas terhadap perusahaan seperti kami yang tidak hanya memberikan dampak sosial yang signifikan, namun juga memberikan keuntungan finansial yang besar kepada investor kami,” kata Mehrotra.

Pertumbuhan JULO didukung oleh kemitraan dengan lembaga keuangan terkemuka, termasuk perusahaan global seperti Credit Syson, serta raksasa lokal seperti Bank Sampoerna dan Superbank. Kemitraan ini bertujuan untuk memungkinkan penyaluran kredit bagi segmen berpenghasilan menengah di Indonesia.

Julo mengatakan pasar menengah di Indonesia menawarkan peluang sekitar $100 miliar. Platform ini mengalami pertumbuhan pengguna yang signifikan, mencapai 2 juta pengguna pada tahun 2023. Jumlah ini meningkat sebesar 58% dibandingkan tahun sebelumnya.

Salah satu kebijakan perusahaan adalah menggunakan data perilaku yang komprehensif untuk credit scoring. Hal ini memungkinkan JULO untuk mengembangkan dan menawarkan produk kartu kredit virtual yang dirancang khusus untuk populasi berpenghasilan menengah di Indonesia. 

Ke depan, JULO akan meluncurkan produk non-kredit, seperti asuransi, dan terus memperluas penawarannya. (Muhammad Diva Farrell Ramadhan)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel