Bisnis.com, JAKARTA – Emiten saham dengan kapitalisasi pasar jumbo menjadi mesin utama pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Di tengah fase pertumbuhan pasar saham, investor dapat menemukan kapitalisasi besar dengan nilai yang murah atau undervalued. 

Level bullish IHSG berlanjut hingga Selasa (20/8/2024). Indeks Harga Saham Gabungan ditutup naik 0,9% atau 67,15 poin menjadi 7.533,98. Level tersebut merupakan all time high (ATH) bagi IHSG. 

Sementara itu, indeks LQ45 dan IDX30 masing-masing menguat sebesar 1,18% dan 1,21%. Berbeda dengan IHSG yang terapresiasi 3,59% year-to-date. Kedua indeks bergengsi tersebut terus mencatatkan hasil negatif dengan penurunan LQ45 sebesar 3,24% dan koreksi IDX30 sebesar 3,76% pada periode yang sama. 

Merujuk data Bursa Efek Indonesia, Pada Selasa (20/8/2024), kenaikan nilai IHSG disebabkan oleh kenaikan harga saham BBRI 2,7%, BREN 2,45%, TLKM 1,71%, BMRI 0,7%, BBNI. . 2,34%, ASII 1,99%, KLBF 5,59%, BBCA 0,48%, ARTO 8,42%, dan MAPI melesat 7,04%. 

Kenaikan harga saham yang besar juga menjadi mesin utama penggerak IHSG YtD. Enam dari 10 pemimpin ekuitas teratas IHSG saat ini hingga tahun 2024 adalah perusahaan berkapitalisasi besar. 

Enam saham penyumbang IHSG terbesar berdasarkan urutannya adalah TPIA naik 82,86%, AMMN naik 59,54%, DSSA naik 404,38%, BMRI naik 19,01% dan BREN naik; 26,09% dan BBCA meningkat 19,01%. % tahun berjalan. 

Di sela-sela pertemuan IHSG; Banyak konstituen LQ45 yang masih memiliki valuasi rendah, yaitu kurang dari 10 kali rasio harga terhadap pendapatan (PER). 

Indikator ini bukan satu-satunya alat analisis yang digunakan untuk menentukan apakah suatu saham dinilai terlalu tinggi atau terlalu rendah. Namun pendekatan ini sering disebut oleh investor kawakan Lo Kheng Hong (LKH) sebagai metode yang paling sederhana.

Pengukuran dengan pendekatan PER dan PBV merupakan salah satu cara untuk menilai saham-saham yang underpriced dengan nilai yang sederhana dalam jangka waktu tertentu, ujar Pak Lo. Bahkan, Lo Kheng Hong kerap menganalogikan saham tersebut, seperti Mercedes-Benz atau Mercy yang dijual dengan harga Bajaj.

Berdasarkan data Bloomberg, 12 dari 45 anggota indeks LQ45 memiliki PER kurang dari 10 kali lipat. Tiga saham dengan PER terendah adalah ADRO sebesar 4,16 kali; 4,43 kali MEDC dan 4,85 kali UNTR. 

Konstitusi LQ45 dengan PER dalam 10 putaran

Sumber: Bloomberg; diedit.

Ike Widiawati, Kepala Riset Ritel Sinarmas Sekuritas, mengatakan langkah IHSG ini masih sejalan dengan perkiraan Sinarmas Sekuritas. Dengan penguatan tersebut, Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG masih berpeluang menguat lebih jauh hingga ke level 7.700.

“Skenario terbaiknya pun, IHSG kemungkinan akan menembus level 7.900,” kata Ike, Selasa (20/8/2024).

Ia menambahkan, beberapa sentimen positif terhadap IHSG berasal dari prospek penurunan suku bunga The Fed. Ike menjelaskan, penurunan suku bunga yang dilakukan The Fed mendorong Bank Indonesia melakukan kebijakan serupa.

“Selanjutnya, posisi pergerakan mata uang rupiah semakin kuat; Stabilitas politik lebih nyaman; “Adanya aliran tersebut mendukung semangat IHSG,” kata Ike.

Ike mengatakan ada beberapa saham yang menarik untuk dikoleksi seiring dengan penguatan IHSG ini. Saham-saham tersebut adalah TLKM, ASII BBRI BBCA ADRO dan UNTR. 

Pilihan Teratas J.P. Selasa 

Dalam riset terbarunya, Tim Analis JP Morgan Sekuritas yang dipimpin oleh Henry Wibowo memperbarui pilihan utama saham Indonesia, mempertimbangkan kemungkinan penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia dan The Fed sebagai katalis positif.

JP Morgan menambah kepemilikan saham di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) pada tingkat saham beredar. Dua saham menggantikan posisi PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ( ICBP ) berkinerja lebih baik sebagai saham defensif. 

Hasilnya, BBCA masuk dalam daftar 10 saham pilihan terbaru JP Morgan. BMRI, BBRI UNTR BERADA PADA PERGI SENI MAPI, termasuk CTRA dan PWON. 

Henry mengatakan JP Morgan cenderung memilih sektor perbankan dan real estate di antah berantah untuk menurunkan suku bunga acuan. Dibandingkan dengan segmen mobil yang sangat kompetitif di pasar kendaraan roda empat, segmen ini dinilai lebih menarik.  

Terpisah Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, pihaknya merevisi target IHSG ke level 7.640-7.720 seiring IHSG mencapai titik tertinggi sepanjang masa.

Menurut dia, kenaikan IHSG disebabkan oleh ekspektasi dan persepsi penurunan suku bunga terutama oleh Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat.

Sampai saat ini, Ia menilai saham-saham di sektor keuangan masih bernilai murah. Hal yang sama berlaku untuk saham-saham di sektor konsumen non-siklus dan energi.

Sedangkan saham blue chip pilihan Pilarmas Investindo Sekuritas adalah BBCA; BMRI, BBRI BBNI BRIS AMRT JSMR dan ICBP.

Setara tiga dolar Analis Senior Research Lotus Andalan Sekuritas Fath Aliansyah Budiman mengatakan, IHSG berpeluang mencapai level 7.800-8.000 pada tahun 2024 karena sentimen positif domestik dan global. Reli IHSG diperkirakan akan berlanjut pada Oktober hingga November 2024.

Di antara perusahaan-perusahaan besar, BBRI, ASII dan BRIS masih menjadi saham yang menarik.

BBRI dan ASII merupakan saham-saham besar yang undervalued dan tetap menarik dengan sentimen pasar yang negatif, ujarnya. (Ana Noviani/Hafiyyan)

———–

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk membujuk Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.