Bisnis.com Jakarta – Emiten Grup Pertamina, PT Perusahan Gas Negara Tbk (PGAS), memperkirakan rasio permintaan gas alam cair atau LNG pada tahun depan diperkirakan mencapai 200 BBtud.

Sekretaris Perusahaan PGAS Fazria Usman mengatakan pihaknya tengah menjajaki potensi tambahan LNG dari beberapa kilang lokal di Bontong, Tangguh, dan Donggi Senoro, serta menjajaki opsi impor dari sumber luar negeri.

“Kalau Indonesia kekurangan Alternatifnya adalah menerima LNG dari luar negeri,” kata Fajria saat dihubungi, Kamis (21/11/2024).

Fajria mengatakan perseroan menjajaki potensi pasokan gas baru dari lapangan yang dioperasikan Petrochina Jabung, Kondrad West Natuna, Jadestone, dan Medco Sumatera Selatan.

Di sisi lain, PGAS berupaya memanfaatkan ladang gas yang belum dimonetisasi di wilayah Jawa Timur. melalui pipa gas Sirban-Semarang (Sisem) Tahap II sedang dalam tahap pembangunan.

“Pipa gas C.E.S.E.M.2 ditargetkan mulai beroperasi pada akhir tahun 2025 atau awal tahun 2026 berdasarkan informasi Kementerian ESDM,” ujarnya.

Emiten Pertamina Group sebelumnya melaporkan laba bersih sebesar US$263,38 juta pada Januari-September 2024. Laba bersih ini meningkat 32,69% menjadi US$198,49 juta. dari posisi yang sama tahun lalu

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2024, PGN membukukan pendapatan sebesar US$2,81 miliar. atau meningkat 4,67% dari 2,69 miliar USD pada periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan ini berasal dari transaksi dengan pihak berelasi dan pihak ketiga sebesar US$913,97 juta. dan kontribusi sebesar US$1,9 miliar.

Sementara itu Pendapatan tertinggi berasal dari bisnis gas bumi dan penjualan minyak dan gas bumi kepada pihak ketiga yang masing-masing bernilai US$1,38 miliar dan US$212,46 juta.

Pendapatan usaha gas bumi mayoritas berasal dari pengguna industri dan komersial senilai US$1,85 miliar. Sementara itu Segmen rumah tangga dan SPBG masing-masing bernilai $17 juta dan $2,33 juta.

Simak Google News dan berita serta artikel lainnya di channel WA.