Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN memastikan kinerja keuangan dan operasional relatif terkendali pada akhir tahun di tengah pelemahan harga minyak mentah saat ini.
Fajriyah Usman, Sekretaris Perusahaan PGN, mengatakan perseroan telah menandatangani beberapa kontrak jangka panjang untuk pembelian gas pipa dan penjualan gas ke pelanggan.
Dengan begitu, kata Fajriyah, dampak fluktuasi harga minyak saat ini terhadap volume penjualan pipa gas dapat dikendalikan.
“Saat ini kebutuhan gas bumi dalam negeri tampaknya masih menarik bagi PGN, khususnya dari sektor industri,” kata Fajriyah, Kamis (5/9/2024).
Selain itu, tambahnya, perseroan juga meningkatkan upaya efisiensi untuk menjaga kinerja keuangan pada semester kedua tahun ini.
“Kami selalu melihat tantangan bisnis saat ini yang kami harap dapat diantisipasi melalui manajemen permintaan-penawaran yang terintegrasi,” ujarnya.
Melansir Reuters, Kamis (5/9/2024), minyak mentah berjangka Brent untuk bulan November naik 9 sen atau 0,12% menjadi US$72,79 per barel, setelah turun 1,42% di sesi sebelumnya.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk bulan Oktober naik 12 sen, atau 0,17%, menjadi US$69,32, setelah jatuh 1,62% pada hari Rabu.
Sementara itu, kedua harga minyak acuan ditutup melemah $1 pada penutupan perdagangan Rabu lalu.
Harga minyak dipengaruhi oleh OPEC+, yang sedang mendiskusikan apakah akan menghentikan produksi minyak.
Peningkatan produksi diperkirakan akan dimulai pada bulan Oktober mendatang setelah harga minyak jatuh ke level terendah dalam sembilan bulan pada tanggal 3 September, empat sumber dari kelompok produsen mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu.
Pekan lalu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia (OPEC+) ditetapkan untuk melanjutkan peningkatan produksi sebesar 180.000 barel per hari pada bulan Oktober, sebagai bagian dari rencana untuk mengurangi pengurangan terbaru sebesar 2,2 juta barel per hari.
Namun, berakhirnya perselisihan yang menghentikan ekspor Libya dan mengurangi permintaan Tiongkok, yang menyebabkan pelemahan ke level terendah dalam beberapa bulan, telah mendorong kelompok tersebut untuk mempertimbangkan kembali.
“Laporan (OPEC+) membawa sedikit kelegaan bagi pasar pada awal perdagangan,” kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
__________
Penafian: Buletin ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham apa pun. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel