Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN menandatangani perjanjian jual beli gas (PGBG) dengan Pertamina EP Cepu untuk pasokan gas dari blok Cepu dan amandemen PJBG dengan Saka Energi Muriah Ltd untuk pasokan minyak dari blok Muriah.
Penandatanganan ini berlangsung pada acara IOG Supply Chain and National Capacity Summit (IOG SCM Summit) 2024 di Jakarta Convention Center pada Rabu (14/8/2024).
Dengan hadirnya PJBG dari Blok Cepu, PGN akan tetap mengelola jaringan gas keluarga Lamongan (jargas) yang sebelumnya menerima gas dari Madura Offshore, bukan dari distribusi Jambaran Tiung Biru (JTB).
Volume ekspor gas sebesar 0,2 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) hingga tahun 2029 atau hingga berakhirnya produksi gas bumi dari Lapangan JTB.
Direktur Utama PGN (PGAS) Arief Setiawan Handoko mengatakan kontrak minyak tersebut akan mendukung permintaan yang meningkat belakangan ini di sepanjang pipa gas bumi Cirebon Semarang (Cisem).
Penandatanganan ini merupakan salah satu cara untuk mempertegas perlunya meningkatkan harapan bahwa keuntungan minyak dapat meningkatkan perekonomian daerah dan negara, kata Arief dalam keterangannya, Kamis (15/08/2024).
Selain itu, melalui amandemen PJBG blok Muriah, PGN juga menyetujui peningkatan total kontrak sebesar 5 miliar British thermal unit (BBTU) lapangan Kepodang wilayah proyek Muriah (WK).
Jadi, total kontraknya adalah 19.000 BBTU. PGN menyalurkan pendistribusian dan pemanfaatan gas bumi dari lapangan Kepodang untuk memenuhi kebutuhan sektor ketenagalistrikan dan industri nasional.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis Rosa Permata Sari mengatakan perseroan akan terus meningkatkan jumlah pelanggan khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Saat ini jumlah pelanggan PGN di Jawa Tengah dan Jawa Timur sebanyak 160 ribu pelanggan yang meliputi keluarga, usaha kecil, perusahaan, dan pengguna listrik. Dia memperkirakan orang yang menggunakan karbon monoksida akan meningkat.
“Melalui penandatanganan dua PJBG ini diharapkan dapat membantu PGN untuk meningkatkan jangkauan komersialnya. Pemanfaatan produk dalam negeri dari Cepu dan Muriah ditujukan untuk pengguna gas rumah tangga, dunia usaha, dan listrik,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, PGAS melaporkan peningkatan pendapatan sebesar USD 121,13 juta atau setara Rp 1,92 triliun (bandingkan kurs Rp 15.873 terhadap dolar AS) pada kuartal I 2024.
Berdasarkan laporan keuangan, PGAS melaporkan laba bersih induk perusahaan sebesar $121,13 juta. Laba ini meningkat 40,79% dibandingkan kuartal I-2023 yang tercatat sebesar $86,03 juta.
Peningkatan pendapatan ini didasari oleh pendapatan yang meningkat menjadi USD 949,33 juta atau setara Rp 15,06 triliun selama kuartal I tahun 2024. Pendapatan tersebut meningkat 1,66% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 933,74 juta dolar.
Pendapatan tersebut ditopang oleh penjualan kepada pihak ketiga sebesar US$ 630,52 juta, sedangkan dengan pemegang saham tercatat sebesar US$ 318,80 juta.
_______
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel