Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN mencatat kebutuhan gas alam cair (LNG) sektor industri dan komersial mulai tahun 2024. mencapai sekitar 50 BBtud pada bulan Juli.
Rosa Permata Sari, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, mencatat permintaan LNG dari konsumen meningkat signifikan akhir-akhir ini.
“PGN akan senantiasa memenuhi kewajibannya untuk memastikan pasokan LNG tetap dapat diandalkan untuk kelangsungan usaha,” kata Rosa dalam siaran pers dikutip Selasa (13/8/2024).
Saat ini, PGN mendapat tambahan pasokan LNG baru dari sumber dalam negeri yang dioperasikan oleh PT Donggi-Senoro LNG (“DSLNG”).
PGN dan DSLNG telah menyetujui perjanjian pembelian LNG bersama berdasarkan Master LNG Sales and purchase Agreement (MSPA).
Perjanjian ini juga menandatangani nota persetujuan rencana pembelian 1 kargo LNG pada tahun 2024. pada bulan September (CM September) dengan volume 135.000 m3, setara dengan 3.159.000 MMBtu.
Perjanjian antara PGN dan DSLNG ini akan meningkatkan pasokan gas hasil gasifikasi LNG di wilayah Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Tengah.
“Pengisian kembali pasokan gas dalam bentuk LNG merupakan wujud upaya berkelanjutan PGN dalam memenuhi kebutuhan dan menjaga iklim investasi di sektor industri dan komersial,” kata Rosa.
Serapan LNG juga diharapkan dapat berkontribusi terhadap target volume komersial pada tahun 2024, lanjut Rosa. untuk mencapai Sejauh ini PGN mempertahankan target volume komersial pada tahun 2024. – 954 BBtud.
Seperti diketahui, laba bersih PGN bertambah 121,13 juta. USD atau setara Rp 1,92 triliun (Rp 15.873 per USD) pada kuartal I 2024. seperempat.
Berdasarkan laporan keuangan publikasi, PGAS meraup 121,13 juta. USD laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Laba ini meningkat 40,79% dibandingkan tahun 2023. pada triwulan I yang tercatat 86,03 juta.
Peningkatan laba ini sesuai dengan pendapatan pada kuartal I-2024 meningkat menjadi 949,33 juta pada kuartal tersebut. USD atau Rp 15,06 triliun. Pendapatan ini meningkat 1,66% dibandingkan periode yang sama tahun lalu – 933,74 juta. dolar AS.
Pendapatan ini bertambah sebesar 630,52 juta. Penjualan USD ke pihak ketiga, dan dengan pihak berelasi tercatat sebesar 318,80 juta. dolar AS.
Meski pendapatan meningkat, belanja modal justru turun menjadi Rs 737,55 crore. USD atau Rp 11,70 triliun. Beban tersebut mengalami penurunan sebesar 2,55% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 756,90 juta. dolar AS.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel