Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Eksekutif PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN Arief S. Handoko mengatakan perseroan akan membuka jalan impor gas alam cair atau kargo LNG jika defisit pipa dari blok koridor benteng desa tidak bisa dihilangkan.

Belakangan, perusahaan gas negara itu membeberkan penyaluran gas dari Blok Corridor yang dioperasikan Medco E&P Grissik Ltd. (MEPG), akan turun menjadi 129 miliar British thermal unit per hari (BBtud) pada tahun 2028.

Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan amandemen perjanjian jual beli gas (PJBG) dengan Medco periode 2024 hingga 2028 yang dialokasikan sekitar 410 BBtud.

Saat itu, amandemen PJBG ditandatangani oleh PGN dan anak usahanya PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) hingga pertengahan Desember 2023.

“Kami juga berharap dapat mengimpor LNG jika kekurangan ini tidak dapat dipenuhi dari kilang LNG di Indonesia,” kata Arief saat pemaparan Konsolidasi Kerja Semester I/2024 secara online, Kamis (17/09/2024).

Arief mengatakan perusahaannya dan otoritas migas telah menjajaki pembelian LNG baru dari Bontang, Tangguh hingga Donggi Senoro.

Ia menambahkan, perseroan saat ini sedang mencari pelengkap dari kontrak pipa yang ada saat ini dengan kontrak baru dari PetroChina Jabung, blok Duyung yang dioperasikan oleh Condrad Asia Energy, Jadestone, dan Medco Sumatra Selatan.

Selain itu, beberapa blok migas di Jawa Timur sedang dieksplorasi dan proyek pipa Cisem Tahap II (Batang-Kandang Haur Timur) sedang dibangun.

Pasokan LNG siap memenuhi kekurangan pasokan gas dari pipa, ujarnya.

Pasokan gas dari blok Corridor dengan kontrak 2.310 TBTU telah berlangsung sejak 9 Agustus 2004, saat lapangan tersebut dioperasikan oleh ConocoPhillips Ltd. (Grisik).

Sementara itu, harga kontrak gas dari blok koridor ditetapkan sebesar $5,44 per menit juta British thermal unit (MMBtu).

Belakangan, akibat amandemen kontrak, regulator migas menghapus kuota ekspor Medco dari blok koridor tersebut. Seluruh operasional gas harus dialihkan ke PGAS.

Berdasarkan laporan operator blok MEDC secara keseluruhan, total pasokan harian gas berdasarkan kontrak lama mencapai 700 BBtud, dengan rincian 83% dijual ke pelanggan domestik dan 17% diekspor ke Singapura. Artinya, pasokan gas ke PGN mengalami penurunan sebesar 45,25% atau turun sebesar 181 BBtud dibandingkan PJBG baru saat ini.

Saat itu diperlukan tambahan biaya LNG untuk mengisi kekurangan gas pipa dari beberapa lapangan di Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat.

Beberapa wilayah yang terkena dampak terputusnya pipa tersebut adalah Blok Koridor, PEP Sumatera Selatan (Regional 1), PEP Jawa Barat (Regional 2), PHE Jambi Merang dan beberapa Kontrak Usaha Patungan (KKKS) yang beroperasi di wilayah tersebut.

Deputi Bidang Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi sebelumnya mengatakan pihaknya terus menyelesaikan pekerjaan pengisian kargo untuk menutupi kekurangan gas pipa di banyak wilayah kerja sama PGN.

“Masih perlu finalisasi dari segi volume, ketersediaan pengiriman sesuai jadwal, harga dan syarat bisnis lainnya. Diperkirakan selesai pada Juni-Juli 2024,” kata Kurnia. 5/7/2024).

__________

Penafian: Laporan ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembacanya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel