Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Peternak Sapi Perah (APSPI) meminta pemerintah mengambil tindakan untuk melindungi peternak sapi perah.
Usulan ini lahir setelah para peternak sapi perah kecil harus membuang susunya karena tidak diterima oleh industri pengolahan susu.
Ketua APSI Agus Warsito meminta pemerintah mengendalikan impor. “Susu impor harus dikontrol pemerintah,” kata Agus kepada Bisnis, Senin (11/11/2024).
Para peternak juga ingin pemerintah dan industri susu memberikan prioritas pada susu lokal. Para peternak mengeluarkan arahan yang mewajibkan produk susu di pasar mengandung setidaknya 50% susu yang berasal dari peternakan rumahan.
Di sisi lain, kata Agus, para peternak masih bingung mengapa industri pengolahan susu tidak menerima susu sapi perah.
Beberapa alasan yang paling umum antara lain pemeliharaan mesin produksi, penimbunan barang jadi, dan dampak menurunnya daya beli.
Menurutnya, alasan pengolah menolak mengambil susu dari peternak sapi perah kecil adalah karena preferensi mereka. Katanya, ketika harga susu impor murah maka industrinya akan beralih ke luar negeri. Sebaliknya, ketika harga susu impor terlalu mahal, industri sibuk memperebutkan susu lokal.
“Saat impor murah, semua orang lari mengimpor barang. “Meski produk impor mahal, tapi susu lokal banyak yang dijual,” ujarnya.
Sementara itu, Asosiasi Produsen Susu (Aips) menyatakan kualitas susu yang tidak memenuhi standar food grade menyebabkan industri tidak menerima susu dari peternak sapi perah skala kecil.
Direktur Jenderal (Aips) Sonny Effendhi mengatakan, alasan industri tidak menerima susu peternak bukan karena harga susu impor yang murah. Ingat, harga susu di seluruh dunia berfluktuasi. Entah mahal atau murah, harganya tak jauh berbeda dengan susu lokal.
Sonny mengatakan, Senin (11/11/2024), “Jadi bukan harga yang menjadi masalah, yang utama adalah kualitas”.
Dari sampel yang diambil, pihak industri menemukan adanya zat di dalam susu seperti air, minyak goreng, gula, karbon dioksida, dan hidrogen peroksida.
Sonny mengatakan, keberadaan zat tersebut pada susu tidak memenuhi standar keamanan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Jika industri susu, dia khawatir masyarakat akan menderita.
Untuk itu, dia meminta petani tidak menambahkan bahan lain seperti air, minyak goreng, gula, karbon dioksida, hidrogen peroksida, atau bahan lain yang tidak sesuai dengan keamanan BPOM.
“Kita di industri harus patuh karena sesuai standar BPOM, itu tidak boleh ada di susu ya. Kita punya tanggung jawab, kita tidak bisa mengolahnya,” ujarnya.
Selain itu, Sonny melaporkan bahwa industri susu telah membantu meningkatkan hasil dan kualitas susu petani kecil.
Misalnya saja dengan menyediakan ember stainless steel untuk meningkatkan kebersihan alat pendingin susu. Industri ini juga membantu membeli rumah dan pinjaman kepada petani tanpa membayar bunga.
“Karena tujuannya untuk meningkatkan produksi dan mutu demi menjaga keamanan pangan,” tegasnya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Jaringan WA