Bisnis.com, JAKARTA – Petani tembakau di seluruh Jawa Timur mengeluhkan nasib sawahnya pada Rabu (13 Agustus 2024) melalui saluran #LaporMasWapres.

Ketua Pengurus Cabang Persatuan Petani Tembakau Indonesia (DPC APTI) Bondowoso M. Yasid datang langsung ke Kantor Sekretariat Wakil Presiden (Satwapres) di Jakarta dan membawa sejumlah besar dokumen dan surat lengkap. menolak rancangan peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) tentang produk tembakau yang mempengaruhi aspirasi petani dan keberlanjutan penghidupan petani.

“Kami juga sebelumnya telah menulis surat kepada Presiden Prabowo Subianto dan mengirimkannya ke kementerian/organisasi terkait. Pada dasarnya kami mewakili aspirasi petani tembakau se-Jawa Timur. Rancangan peraturan yang disampaikan Kementerian Kesehatan melalui Menteri Kesehatan mengancam stabilitas penghidupan kita. Peraturan zonasi penjualan tembakau dalam radius 200 meter, pembatasan kandungan tar dan nikotin, serta pemaksaan keseragaman kemasan rokok tanpa branding atau identifikasi memberikan dampak yang sangat besar bagi petani. “Kami menginginkan perlindungan,” kata Yasid dalam siaran persnya, Selasa (19 November 2024).

Yasid mengatakan, partainya sangat berterima kasih kepada Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raqqa yang memberikan kesempatan kepada masyarakat awam untuk bersuara dalam pengambilan keputusan publik yang tepat sasaran.

Sebagai petani Sentra Tembakau Nasional, Yasid berharap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bisa dengan bijak menghentikan proses pembahasan usulan Menteri Kesehatan tersebut, karena akan menjadi pukulan telak bagi petani tembakau, karena akan menghancurkan petani tembakau. penghidupan mereka.

“Kami sangat bangga dengan visi dan misi Presiden Asta Sita Prabov yang sangat mementingkan pemberdayaan petani seperti kami. Namun, kami semua petani tembakau di Jawa Timur takut dan khawatir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 dan seterusnya. bahwa rancangan peraturan Menteri Kesehatan tersebut telah dibahas. “Kami berharap keinginan kami didengar dan dipenuhi,” lanjutnya.  

Saat ini, 2,5 juta petani tembakau di 15 provinsi bergantung pada bahan baku tembakau untuk mata pencahariannya, kata Yasid. Khusus di wilayah Bondowoso, warga 22 kabupaten dari 23 komune bermatapencaharian dari pertanian tembakau. Di Bondovoso, tahun ini luas lahan budidaya tembakau bertambah 10.000 hektare. Dibandingkan tahun 2023 sekitar 6.500 hektar. 

“Ada 5.000 petani tembakau dengan luas 10.000 hektar. Hasil panen tembakau ini 3 kali lipat dari hasil palawija. Ini potret tembakau di wilayah tengah Indonesia lainnya. PP ini, R. tentang kesehatan. “Permenkes merupakan pukulan dan pukulan bagi petani” “Kami sangat menentang keberadaan peraturan ini, kami ingin meninjaunya dan menghentikan pembahasannya,” tegasnya. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA