Bisnis.com BADUNG — Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) pengelola Program Pensiun Manfaat Pasti (PPIP) atau Dapen BCA hingga Oktober 2024 memiliki 24.469 peserta dengan total dana kelolaan Rp5,9 triliun.

Budi Sutrisno, Direktur Eksekutif Dana Pensiun BCA, mengatakan jumlah peserta pelatihan dan dana yang dikelola di Dapen BCA berada dalam posisi yang baik untuk terus bertambah. Meski demikian, Budi melihat dana pensiun sukarela di Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan.

“Salah satu permasalahan yang menghambat pertumbuhan peserta dana pensiun adalah rendahnya literasi keuangan. Literasi keuangan menjadi faktor terpenting dalam meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap skema dana pensiun,” kata Budi dalam Bisnis, Selasa (19). 11/2024).

Karena itu, Ia mengatakan peningkatan literasi keuangan harus menjadi prioritas untuk meningkatkan jumlah peserta dana pensiun di Indonesia. Budi menjelaskan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini sedang melakukan upaya pembelajaran melalui kampanye perbaikan kondisi pembelajaran nasional yang disebut Gencarkan.

“Dengan meningkatkan literasi keuangan sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengembangkan perekonomian masyarakat, peserta dana pensiun di Indonesia dapat tumbuh positif di masa depan,” kata Budi.

Dalam situasi saat ini, Tingkat literasi keuangan di Indonesia masih rendah yaitu sebesar 5,42%, terutama terkait dana pensiun. Budi mengatakan, hal ini berarti masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya mempersiapkan masa pensiun sejak dini. 

Selain itu, pekerja sektor informal seringkali belum memahami manfaat dana pensiun, tambahnya. Selain itu, Banyak dari masyarakat kelas pekerja ini tidak memiliki pendapatan tetap sehingga sulit menabung untuk masa pensiun. 

Budi menjelaskan, dana pensiun sukarela yang ada saat ini belum menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Sebaliknya, dana pensiun sukarela lebih fokus pada pekerja formal dengan pendapatan tetap. Per Agustus 2024, 57,95% atau 83,83 juta penduduk Indonesia bekerja di sektor informal.

“Mereka [pekerja ilegal] lebih mengutamakan kebutuhan jangka pendek dibandingkan investasi jangka panjang seperti dana pensiun,” kata Budi.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.