Bisnis.com, Jakarta – Perusahaan Lapangan Golf PT Intra GolfLink Resorts Tbk. (GOLF) milik putra Tommy Soeharto akan melakukan penawaran umum perdana (IPO) menyusul emiten keluarga Cendana lainnya.

Beberapa gurita dagang keluarga Cendana tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), di antaranya PT Humpuss Intermoda Transport Tbk, perusahaan pembuat kapal milik Tommy Soeharto. (HITS), PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) dan PT GTS Internasional Tbk. (GTSI)

Baru-baru ini, perusahaan pengelola lapangan golf PT Intra GolfLink Resorts Tbk. (GOLF) Dharma Mankuluhur Hutomo, putra Tommy Soeharto, berencana melakukan penawaran umum perdana (IPO) dengan menawarkan 3,1 miliar saham. GOLF menargetkan dana segar hingga Rp 713 miliar pada IPO kali ini.

Di luar pasar inti, portofolio bisnis keluarga Cendana berasal dari beragam bidang, mulai dari hotel, pelayaran hingga makanan dan minuman (F&B).

Di pasar saham, emiten kapal milik Tommy Soeharto itu memperoleh hasil beragam. Misalnya, HITS mencatatkan pendapatan sebesar $29,61 juta atau Rp471,16 miliar pada sekitar kuartal I 2024 (kurs Gisdor per 1 April 2024: Rp15.909). Pendapatan tersebut meningkat 12,67% menjadi US$26,28 juta pada tahun 2023 dibandingkan periode yang sama.

Pendapatan ini didukung oleh jasa penyewaan kapal untuk pengangkutan gas alam cair, minyak mentah, bahan kimia, serta jasa pengelolaan kapal dan armada. Sedangkan pendapatan pihak ketiga dari HITS yaitu PT Pertamina International Shipping, PT PLN Energy Primer Indonesia, PT Pelindo dan PT Indonesia Power.

Seiring dengan peningkatan pendapatan, beban pokok HITS juga meningkat sebesar 31,03% menjadi $23,61 juta, dibandingkan $18,02 juta pada kuartal pertama tahun 2023. Akibatnya, laba bersih HITS turun 27,17% year-on-year menjadi $2,15. juta, dibandingkan dengan $2,96 juta pada kuartal pertama tahun 2023. 

Sekadar mengingatkan, HITS tercatat di bursa pada 15 Desember 1997, saat itu perseroan melakukan IPO Rp 49,95 miliar dengan harga IPO 675 per saham. Tahun ini, saham HITS melemah 5,85% year-to-date (YtD) ke Rp 354 per saham sebelum dibuka pada Rabu (19/6/2024).

Lanjut ke HUMI, dalam tiga bulan pertama tahun 2024, perusahaan membukukan pendapatan sebesar $27,31 juta, atau meningkat year-on-year sebesar 17,43%.

Sementara itu, penopang pendapatan HUMI ​​meliputi jasa bahan kimia, gas alam cair, minyak mentah, dan penyewaan kapal untuk mendukung kegiatan lepas pantai, disusul jasa pengelolaan kapal dan awak kapal.

Namun, biaya inti HUMI ​​meningkat 44,34% menjadi $21,77 juta. Akibatnya, laba bersih perseroan turun 40,91% menjadi $2,32 juta dibandingkan $3,93 juta pada kuartal I-2023.

HUMI tampil di BEI pada 9 Agustus 2023 dengan menerima pembiayaan Rp 270,70 miliar melalui penawaran umum perdana senilai Rp 100 per saham. Namun saham HUMI ​​​​turun 42,38% year-to-date ke Rp 87 per saham.

Terakhir, GTSI melaporkan pendapatan sebesar $7,58 juta, atau turun 26,79%, dibandingkan $10,36 juta pada kuartal tahun 2023.

Rinciannya, pendapatan GTSI ditopang oleh jasa penyewaan kapal senilai $9,23 juta, disusul jasa pengelolaan kapal senilai $323.000. Pendapatan dikurangi dengan biaya pembuangan sebesar $1,96 juta.

Harga bahan baku GTSI turun 9,71% tahun-ke-tahun menjadi $5,83 juta, dibandingkan $6,45 juta pada kuartal pertama tahun 2023.

Akibatnya, laba bersih GTSI turun 48,16% year-on-year menjadi $1,1 juta pada 31 Maret 2024, dibandingkan $2,15 juta pada tahun lalu.

Secara year-to-date, saham GTSI anjlok 52% year-to-date menjadi Rp 24. Sedangkan GTSI tercatat di ADX pada 8 September 2021 dengan harga IPO Rp 100 per saham, membuat GTSI menghimpun Rp 240 miliar dalam dana IPO.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan The Watch Channel.