Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara dengan harga saham termahal di Bursa Efek Indonesia milik Grup Sinarmas, PT Dian Swaistika Sentosa Tbk. (DSSA) menargetkan produksi 50 juta ton batubara pada tahun 2024. 

Sekretaris Perusahaan Dian Swastasika Susan Chandra mengatakan, khusus bisnis batu bara, DSSA menargetkan produksi sekitar 50 juta ton pada tahun 2024.

“DSSA bertujuan agar setiap lini bisnis dapat menopang pertumbuhan bisnisnya masing-masing,” kata Susan kepada Bisnis, Rabu (22/05/2024). 

Capaian ini lebih rendah dibandingkan pencapaian tahun lalu. Selama tahun 2023, DSSA mencatatkan volume produksi batubara sebesar 56,3 juta ton, meningkat 12,1% dibandingkan tahun 2022. 

Sejalan dengan peningkatan produksi, volume penjualan pun meningkat 11,4% menjadi 56,8 juta ton dibandingkan posisi tahun 2022 yang tercatat sebesar 51 juta ton. 

Susan juga menjelaskan bisnis batubara diperkirakan memiliki prospek yang baik di tengah tren peralihan konsumsi energi global ke energi terbarukan. Kebutuhan batubara sebagai sumber energi masih dominan di banyak negara, terutama di negara-negara Asia seperti Tiongkok, India, dan Jepang. 

Namun, tren harga batubara global diperkirakan akan rendah pada tahun 2024 karena pemulihan ekonomi global yang lambat dan masih belum merata serta peningkatan produksi batubara di negara-negara produsen utama. 

“Permintaan dan tren harga batubara bisa berubah jika kondisi geopolitik memanas,” lanjutnya.

Khusus bisnis pertambangan dan perdagangan batu bara, kata Susan, DSSA melalui anak usahanya berupaya lebih agile dalam memitigasi faktor iklim, belanja modal secara selektif, meningkatkan efisiensi produksi hingga menekan biaya dan meningkatkan profitabilitas. 

Disebutkan juga bahwa DSSA konsisten dalam mengembangkan infrastruktur yang mendukung strategi pemasaran batubara, menggunakan energi ramah lingkungan, mengembangkan digitalisasi operasional dan memperhatikan situasi global.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel