Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjelaskan alasan tertundanya perundingan perjanjian komprehensif kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA) selama delapan tahun. delapan tahun.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono mengakui perundingan IEU-CEPA merupakan perundingan bilateral yang paling luas bagi Indonesia. Pasalnya, kedua belah pihak yakni Indonesia dan Uni Eropa mempunyai ambisi yang tinggi terhadap perjanjian kerja sama tersebut.

Banyak persoalan baru yang perlu mempertimbangkan perbedaan kepentingan dan kepekaan bersama. Hal ini menyebabkan perundingan agak panjang, kata Djatmiko saat dihubungi, dikutip Rabu (26/6/2024).

Dijelaskannya, rangkaian tujuan ambisi Indonesia bersama Uni Eropa dalam perundingan IEU-CEPA adalah meningkatkan daya saing produk di pasar benua biru. Indonesia ingin, antara lain, menghilangkan hambatan bea cukai dan non-tarif serta kerja sama untuk memfasilitasi perdagangan kedua belah pihak.

Selain itu, kata Djatmiko, Indonesia juga menginginkan IEU-CEPA dapat menarik investasi Uni Eropa ke Tanah Air dan meningkatkan partisipasi Indonesia dalam rantai pasok global. Tak ketinggalan, dalam perundingan yang sulit tersebut, Indonesia juga berjuang untuk mendapatkan akses terhadap barang-barang premiumnya di tengah tantangan yang disebabkan oleh peraturan lingkungan hidup yang diberlakukan oleh Uni Eropa, termasuk Undang-Undang Anti-Deforestasi atau EUDR.

“Sebagai mitra perjanjian perdagangan bebas, kami berharap regulasi Uni Eropa tidak menjadi hambatan perdagangan bagi produk Indonesia,” ujarnya.

Djatmiko juga mengatakan kedua tim perunding telah memperkuat komunikasi guna mencapai tujuan penyelesaian perundingan pada tahun ini. Ditegaskannya, pihak Indonesia tetap melakukan pendekatan yang fleksibel dan pragmatis, namun tetap mengedepankan kepentingan nasional.

“Saat ini perundingan berada pada tahap akhir dan kedua belah pihak berkomitmen terhadap kesimpulan IEU-CEPA. Kami berharap dapat mencapai kesepakatan yang signifikan pada tahun ini,” ujarnya.

Seperti dilansir Bisnis.com, Selasa (25/06/2024), Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan, pemerintah meminta pemberlakuan tarif bebas pada banyak produk dalam Perjanjian Komprehensif antara Indonesia dan Perdagangan. Uni Eropa. sehubungan dengan Perjanjian Kemitraan Ekonomi (IEU-CEPA).

Menurutnya, saat ini diharapkan ada kemajuan signifikan atas konsensus yang ingin dicapai kedua belah pihak. Pasalnya, pemimpin kedua negara sepakat untuk mempercepat penyelesaian perundingan IEU-CEPA.

“Sebenarnya tidak ada perbedaan. IEU-CEPA mengharuskan beberapa negara untuk dikenakan tarif bebas, jadi kami akan menerimanya selama kami melakukan hal sebaliknya. Ya, misalnya kita minta susu, keju, ada yang bebas bea, kita juga minta baja, CPO, ada tekstil dan lain-lain. “Jadi hampir [selesai], saya harapkan tanggal 1-5 Juli sudah selesai,” kata Zulhas.

Selain itu, ia mengatakan perundingan IEU-CEPA diharapkan selesai pada Juli 2024.

“Hampir 90% [selesai], jadi kita harapkan pertemuan ke-19 di Indonesia bulan depan. Jadi, pertemuan ke-19 akan selesai besok,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel