Bisnis.com, JAKARTA – Sekitar enam produsen mobil Jepang memperkirakan pertumbuhan laba akan melambat pada tahun fiskal 2023. Hal ini tidak lepas dari terbatasnya ruang untuk meningkatkan produksi, namun mendapat tekanan dari kenaikan biaya.

Dalam laporan Nikkei Asia, Kamis (18/4/2024), Toyota Motor, Honda Motor, Nissan Motor, Suzuki Motor, Subaru dan Mazda Motor memperkirakan kenaikan laba bersih sekitar 50-80%. Sementara itu, Toyota, Suzuki, dan Mazda diperkirakan akan membukukan rekor keuntungan pada tahun fiskal 2023.

Produsen mobil juga terus menghadapi kenaikan harga produk dan melemahnya yen terhadap mata uang asing, yang mempengaruhi operasional perusahaan.

Nilai tukar juga merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan ketika produsen mengumumkan perkiraan kinerja keuangan mereka. Rata-rata mata uang Jepang diperdagangkan di bawah 145 yen terhadap dolar AS pada tahun fiskal 2023, namun telah melemah hingga lebih dari 150 yen.

“Banyak perusahaan mungkin menggunakan asumsi suku bunga 140 yen yang lebih konservatif dan memperkirakan pendapatan yang lebih rendah” dalam perkiraan pertama mereka untuk tahun fiskal ini, kata Koji Endo dari SBI Securities.

Perkiraan pasar rata-rata berdasarkan QUICK Consensus menunjukkan bahwa produsen-produsen ini mampu melampaui perkiraan mereka sendiri.

Namun, pasar diperkirakan akan mengalami pertumbuhan kecil pada tahun keuangan yang berakhir Maret 2025. Hal ini disebabkan oleh standar yang tinggi serta peningkatan biaya operasional.

Upah yang lebih tinggi diperkirakan akan meningkatkan biaya tenaga kerja di Amerika Serikat (AS), Jepang, dan beberapa negara lainnya. Pada saat yang sama, biaya pengembangan baterai dan kendaraan listrik, serta komponen baja, membebani pendapatan.

Di sisi lain, terdapat faktor peningkatan produksi yang menciptakan persaingan dan meningkatkan insentif penjualan dari produsen mobil ke dealer.

Pengamat pasar juga meyakini produsen mobil akan mampu meningkatkan laba bersih berkat performa baik kendaraan berteknologi hybrid di pasar Amerika Utara.

Permintaan global, khususnya di Amerika Utara dan Asia, terhadap kendaraan hibrida diperkirakan akan tumbuh 20% menjadi 6,82 juta unit pada tahun 2024, dibandingkan dengan pertumbuhan 3% menjadi 89,22 juta unit untuk mobil, berdasarkan perkiraan Global Data.

Toyota menguasai sekitar 60% pasar mobil hybrid, sementara Honda menguasai lebih dari 10%. Kedua pabrikan Jepang tersebut diharapkan mendapat manfaat dari peningkatan produksi hibrida.

Kemudian sekitar 70% penjualan Subaru berada di Amerika Utara, dan Mazda sekitar 40%. Mereka berencana mengganti model utama dan meluncurkan model baru di pasar AS pada tahun fiskal ini.

Sementara itu, penjualan Nissan di Amerika Utara sedang mengalami pelemahan, yang dapat memaksa produsen mobil tersebut mengeluarkan lebih banyak uang untuk promosi penjualan. Pada April 2024, kapitalisasi pasarnya turun di bawah mitranya Renault.

Sementara pasar Amerika Utara meningkat 3% menjadi 19,22 juta kendaraan. Sementara itu, Suzuki terus bertahan kuat di pasar India.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA