Bisnis.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perekonomian nasional tumbuh sebesar 5,11% (year-on-year) pada triwulan I-2024. Lalu apakah ini berarti Indonesia sudah lepas dari dampak pandemi Covid-19?

Pertumbuhan ekonomi positif pada triwulan I tahun 2024 dipengaruhi oleh faktor momentum pemilu 2024 yang menggerakkan beberapa mesin perekonomian utama seperti konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.

Kemudian dari data pengangguran, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2024 tercatat mengalami penurunan sebesar 4,82% menjadi 7,20 juta orang dibandingkan data Februari 2020 sebanyak 6,93 juta orang. Angka TPT sebesar 4,94%.

Namun dengan data yang ada saat ini, Indonesia belum bisa dikatakan sudah pulih dari dampak pandemi Covid-19. Hal ini mencerminkan pemulihan yang tidak merata di berbagai industri di negara ini.

“Ada yang sudah sembuh, tapi ada juga yang masih berjuang untuk bisa kembali seperti yang mereka alami sebelum CoVID-19 (6/5/2024).

Bob mengatakan, meski dalam industri yang sama, situasinya belum tentu sama. Misalnya syarat perusahaan otomotif A berbeda dengan syarat perusahaan otomotif B.

Ia mengatakan, situasinya belum tentu sama di industri yang sama.

Sementara itu, Bob mengatakan Indonesia menghadapi tantangan baru seperti melemahnya perekonomian global termasuk Tiongkok, anjloknya harga komoditas, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), dan devaluasi rupiah. Kondisi geopolitik juga menambah komplikasi perekonomian di masa depan.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta W. Kamdani memperkirakan Indonesia ke depan memerlukan kebijakan perekonomian yang responsif, adaptif, dan masuk akal terhadap kebutuhan stabilitas dan pembangunan perekonomian nasional.

Secara khusus, para pelaku usaha mengharapkan pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan dalam hal perolehan investasi asing dan meningkatkan kinerja ekspor pada kuartal-kuartal mendatang.

Menurutnya, dengan terpilihnya presiden, maka persepsi ketidakpastian dalam berusaha dan berinvestasi di Indonesia yang selama ini dianggap sebagai penghambat investasi dan perluasan usaha atau perolehan ekspor dapat dipulihkan dan dengan pertumbuhan dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan . Kontribusi terhadap PDB lebih tinggi dibandingkan kuartal I tahun 2024.

Shinta mengatakan sangat penting bagi pemerintah saat ini dan masa depan untuk secara serius fokus pada perbaikan lingkungan bisnis/investasi di Indonesia.

“Hal ini akan sangat menentukan seberapa tinggi pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dibangkitkan dalam jangka pendek,” tutupnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel