Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan sekitar 1.000 petugas polisi akan bertugas untuk memastikan keamanan pertandingan sepak bola antara Israel dan Mali di Olimpiade Paris, yang diperkirakan akan terjadi kerusuhan.

Pertandingan hari Rabu antara tim Israel di stadion Parc des Princes di Paris, serta pertandingan antara Ukraina dan Irak di tenggara kota Lyon, telah dianggap sebagai pertandingan berisiko tinggi oleh pasukan keamanan Prancis.

“Semua turnamen memiliki rencana keamanan, tetapi kenyataannya adalah bahwa dua pertandingan ini, dan terutama pertandingan di Parc des Princes, akan memiliki batas keamanan dan anti-terorisme,” kata Darmanin kepada AFP, Rabu.

“Akan ada ribuan petugas polisi di Parc des Princes malam ini untuk memastikan kami hadir untuk olahraga tersebut.”

Semua atlet Israel di Olimpiade Paris, yang secara resmi dimulai pada hari Jumat, akan dijamin keamanan pribadinya sepanjang waktu yang disediakan oleh polisi elit Prancis, baik di desa Olimpiade maupun ketika mereka meninggalkan kompleks di utara Paris.

Sumber kepolisian Prancis mengatakan pasukan keamanan memperkirakan “orang-orang akan meneriakkan makian dari tribun” atau “bersiul dan mengibarkan bendera, seperti saat lagu kebangsaan dikumandangkan”.

Pertandingan akan dimulai pukul 21.00 waktu setempat atau Kamis dini hari pukul 02.00 WIB.

Europalestine, kelompok aktivis Perancis yang berada di balik protes baru-baru ini, mengatakan pihaknya merencanakan demonstrasi damai di stadion tersebut untuk memprotes “genosida” di Gaza.

Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa (23 Juli) menolak tuntutan Palestina untuk melarang Israel berpartisipasi dalam Olimpiade Paris karena perang di Gaza.

Dalam suratnya kepada IOC, Komite Olimpiade Palestina meminta larangan terhadap Israel, dan menyebut pemboman di Jalur Gaza yang terkepung sebagai pelanggaran terhadap gencatan senjata Olimpiade.

Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan pada Selasa (23 Juli) bahwa setidaknya 39.090 orang tewas dalam perang lebih dari sembilan bulan antara Israel dan pemberontak Palestina.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Saluran WA