Bisnis.com, JAKARTA – Regional Marketing Director PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo memastikan pendaftaran pembelian liquefied petroleum gas (LPG) ukuran 3 kilogram (kg) akan dilanjutkan setelah 31 Mei 2024.

Ega mengatakan, tidak ada penutupan pendaftaran bagi mereka yang ingin membeli barang bersubsidi tersebut. 

Sebenarnya, daripada menutup pendaftaran mulai 31 Mei 2024, sistem Pertamina dengan produsen dan pusat akan terkoneksi, kata Ega di SPBE Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (25/5/2024).

Saat ini, kata Ega, sistemnya terpasang di pangkalan, produsen dan Pertamina belum terintegrasi. Setelah itu, kata dia, sistem akan mulai terintegrasi mulai 31 Mei 2024. 

“Sekarang pangkalan sudah ada sistem yang kita pasang untuk registrasi NIK, pangkalan itu akan terhubung dengan agen, kemudian agen dan Pertamina akan terintegrasi,” ujarnya. 

Sementara itu, pendaftaran pelanggan gas melon akan tetap dibuka untuk mengakomodasi kebutuhan tabung bersubsidi yang terus meningkat. 

“Kami hanya akan menutup sistemnya, sehingga jika petugasnya sendiri tidak memerintahkan, ada konsekuensi dari segi penyidikan,” ujarnya. 

Diberitakan sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga mencatat jumlah transaksi LPG 3 kg melalui aplikasi merchant Pertamina mencapai 41,8 juta Nomor Induk Kependudukan (NIK). 

Angka tersebut dihimpun hingga April 2024, sejalan dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan subsidi bahan bakar melon kepada masyarakat. 

“Sejak April 2024, pendaftaran ini sudah membaik secara nasional dan mencapai 98%, jadi dari segi perilaku tanggal 1 Juni sudah 100%, saya kira ini sudah sangat siap,” kata Ega dalam siaran persnya, Jumat (10/5/). 2024). 

Sedangkan Pertamina mencatat 86% transaksi berasal dari sektor rumah tangga. Pada bulan Februari 2024, tercatat sekitar 204.000 yayasan yang terdaftar atau 82% dari total yayasan yang terdaftar 100%. 

Kemudian pada bulan Maret 2024 jumlahnya akan terus meningkat menjadi 91% dari total jumlah yayasan yang terdaftar 100%. 

“Nanti di masyarakat inilah kita menunggu untuk melihat kebijakan apa yang akan diambil ketika sistem runtuh dan sebagainya,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel