Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina Patra Niaga memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) Pertalite akan tumbuh sekitar 32,1 juta kiloliter (kl) menjadi 32,2 juta kl pada tahun 2025. 

Sedangkan kuota bahan bakar tujuan khusus (BBM) Pertalite tahun 2024 ditetapkan sebesar 31,6 juta kiloton.

Selain itu, konsumsi bahan bakar jenis tertentu, solar bersubsidi, juga diperkirakan meningkat pada tahun 2025 dibandingkan konsumsi tahun ini yang diperkirakan sebesar 17,71 juta kl.

“Kita harapkan tenaga surya antara 18,6 dan 18,7 juta kilowatt [pada tahun 2025],” kata Riva saat rapat dengan Panitia VII DPR (RDP), Selasa (28/5/2024).

Tidak hanya solar dan Pertalite, Riva juga telah menguraikan perkiraan minyak tanah pada tahun 2025. Pertamina memperkirakan konsumsi minyak tanah akan mencapai 525.000 hingga 527.000 kg pada tahun 2025. 

Sementara itu, perkiraan angka konsumsi BBM bersubsidi didasarkan pada sejumlah asumsi yang mendasarinya. Pertama, asumsi perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2025 sebesar 5,1% dan 5,5% konsisten dengan pengumuman Badan Kebajikan Fiskal pada Mei 2024.

Hipotesis kedua, jelas Riva, perkiraan pertumbuhan kendaraan bermotor antara 4% hingga 5% dan memperhitungkan pertumbuhan kendaraan listrik antara tahun 2024 hingga 2025.

Maka diasumsikan tidak ada konversi minyak tanah ke LPG di Indonesia bagian timur, ujarnya.

Skenario akhirnya, kata Riva, adalah melanjutkan pemantauan dan penegakan registrasi dan subsidi yang memadai baik untuk solar maupun Pertalite dan juga LPG. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel