Bisnis.com, MANGUPURA – PT Pertamina International Shipping (PIS) fokus pada potensi pasar angkutan logistik di luar kargo cair lintas batas bahan baku energi yang dijajaki melalui kapal tanker operasional.
Direktur Jenderal PIS Yoki Firnandi mengatakan, pihaknya akan mengoptimalkan pengangkutan petrokimia, gas alam cair (LNG), dan bentuk kepemilikan kapal lainnya di masa depan, yang masih dalam tahap kajian.
“Namun selain kargo curah, kami sedang menjajaki kargo curah yang cukup menjanjikan mengingat pasarnya sangat besar dan kami yakin ini bisa menjadi cikal bakal pengembangan kami di masa depan,” kata Yoki Bisnim. , dikutip Rabu (04/09/2024).
Apalagi, sejak tahun lalu PIS menyadari bahwa perkembangan perusahaan bisa dipercepat melalui ekspansi global. Oleh karena itu, upaya untuk menggali potensi di berbagai kawasan akan terus digencarkan, termasuk kawasan Afrika.
Peluang perluasan pasar di Afrika masih dijajaki melalui Indonesia African Forum (IAF) 2024 yang akan diselenggarakan pada 1-3 September 2024 di Bali. Namun, Yoki mengatakan belum ada kesepakatan khusus mengenai kerja sama di bidang logistik dan transportasi.
“Di sisi lain, banyak hal yang sudah mulai kami diskusikan mengenai potensi kerja sama, khususnya di bidang sistem logistik, namun masih belum terlalu konkrit,” jelasnya.
Belakangan ini, jumlah kapal yang beroperasi pada angkutan internasional semakin meningkat dan rute yang dilayani semakin luas. Apalagi melalui anak perusahaan yang juga memasuki pasar baru di Malaysia dan beberapa negara lainnya.
“Saya kira ke depan kita juga akan melakukan hal yang sama, tapi mungkin kita harus lebih kreatif dalam menggali potensi bisnis di luar bisnis yang sudah ada yang biasa kita lakukan,” ujarnya.
Untuk itu, PIS akan berusaha memasuki segmen pasar baru, terutama untuk mengantisipasi target pertumbuhan pada tahun 2025 yang dinilai mustahil dilakukan dengan cara yang sama.
FYI, per pertengahan Juli tahun ini, Yoki mengabarkan profitabilitas perusahaan telah mencapai tonggak sejarah penuh untuk tahun 2023. Bahkan, pertumbuhannya naik 50% dibandingkan Juli lalu.
“Pendapatannya juga lebih tinggi. Namun yang terpenting adalah bagaimana menjaga dinamika pertumbuhan tersebut agar tetap bertahan hingga akhir tahun hingga 2025,” jelasnya.
Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan WA Channel