Bisnis.com, JAKARTA – Emiten grup BUMN, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) mengalokasikan USD 300 juta atau sekitar Rp 4,61 triliun (dengan kurs Rp 15.373 per USD) untuk merger dan akuisisi.

Pengalokasian dana yang dilakukan perusahaan pelat merah itu untuk mendukung pertumbuhan anorganik dalam waktu dekat. PGEO saat ini aktif terlibat dalam tender proyek panas bumi di Turki.

Sementara itu, PGEO akan memulai pengeboran sumur panas bumi di Kenya tahun depan dari lapangan Suswa bekerja sama dengan Geothermal Development Company (GDC).

“Modal $300 juta lebih bersifat anorganik [merger dan akuisisi], kami melihat pendekatan peluang dari sisi vendor apakah kami menang atau tidak,” kata CFO PGEO Yurizki Rio. Saat kita bertemu di Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Yurizki menambahkan, alokasi dana yang akan disalurkan ke proyek Susva tahun depan masih terbilang kecil. Dia mengklaim, pengeboran blok panas bumi tersebut masih dalam tahap awal.

Blok Suswa yang terletak di Narok County, Kenya, diperkirakan membutuhkan investasi sekitar 200 juta dolar AS. Lapangan tersebut diproyeksikan memiliki potensi kapasitas listrik sebesar 100 megawatt (MW) hingga 300 MW. PGEO saat ini sedang bernegosiasi untuk memperoleh hak kendali atas proyek ini.

Meski begitu, Yurizki menegaskan alokasi dana M&A yang relatif besar akan disiapkan untuk proyek di Turki. Dia mengklaim blok panas bumi di Turki memiliki harga lebih tinggi karena sudah beroperasi.

“Kami melihat di Turki, kami masih melakukan uji tuntas dari aspek komersial, legalitas, akuntansi, kalau harganya cocok akan kami proses, kalau tidak kami coba pertimbangkan kembali,” ujarnya.

Seperti diketahui, PGEO menandatangani Non-Disclosure Agreement (NDA) dengan Kipaş Holding Turki.

Pemerintah Turki menawarkan tarif yang menguntungkan untuk investasi asing jangka panjang.

Feed-in tariff merupakan kebijakan subsidi yang bertujuan agar investasi pengembangan energi terbarukan lebih menarik dan menguntungkan bagi investor.

Kapasitas proyek anorganik dari Turki dan Kenya sebesar 640 MW. Sementara itu, PGEO memastikan rencana akuisisi dan merger Blok Panas Bumi Sorik Marapi tidak dilanjutkan.

Di sisi lain, PGEO menyiapkan dana USD 247 juta atau Rp 3,98 triliun untuk program organik dari aset lancar.

Selama semester I/2024, alokasi dana program organik mencapai total USD 51,96 juta atau setara Rp 839,15 miliar (dengan kurs Rp 16.150 per USD).

Penyerapan belanja modal pada periode ini difokuskan untuk pengembangan usaha proyek Lumut Balai blok 1 dan 2, proyek Hululais, eksplorasi Kotamabagu, eksplorasi Lahendong blok 7 dan 8, serta eksplorasi WK baru dan eksisting sebesar US$ 28,87 juta. proyek.

Selain itu, biaya pengembangan nonusaha untuk pemeliharaan di kawasan Kamojang, Lahendong, Ulubelu, Karaha, Sibayak dan Lumut Balai sebesar US$ 23,09 juta.

__________

Penafian: berita ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel