Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat mengkaji rencana merger PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) akan memperluas peta persaingan bisnis antar Internet Service Provider (ISP) dalam memperebutkan pasar.

Pasalnya, Indonesia saat ini memiliki empat operator regional, yakni PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison, PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Sementara jika rencana merger antara EXCL-FREN terealisasi, maka akan ada tiga penyedia regional yang bersaing di pasar tersebut.

Direktur Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Yosef M. Edward, mengatakan persaingan usaha penyedia jasa akan semakin baik dari segi harga dan pelayanan.

Menurut Ian, dengan adanya tiga penyedia layanan di Indonesia, diharapkan biaya yang ditawarkan kepada masyarakat akan lebih rendah dan layanan akan lebih baik, dengan bandwidth yang lebih banyak.

“Tentunya kita harus memperhatikan ISP di luar operator seluler, ISP harus memberikan harga dan layanan yang kompetitif,” kata Ian dan Bisnis, Kamis (16/5/2024).

Di sisi lain, Ian mengatakan ada tantangan yang akan dihadapi para pelaku usaha, salah satunya adalah menawarkan harga dan layanan yang lebih baik kepada pihak lain.

Sebelumnya, Axiata Group Berhad (Axiata) dan Sinar Mas telah mengumumkan penandatanganan MoU tidak mengikat untuk menjajaki rencana merger antara XL Axiata dan Smartfren untuk membentuk entitas MergeCo baru.

Rencana merger tersebut masih dalam tahap penelitian awal karena Axiata dan Sinar Mas ingin tetap menjadi pemegang saham mayoritas MergeCo.

“Saat ini pembahasan yang dilakukan para pihak belum menghasilkan kesepakatan kontrak atau realisasi rencana transaksi [rencana merger XL Axiata dan Smartfren],” kata manajemen Axiata dalam keterangan tertulis yang dipublikasikan di siaran persnya, Rabu (19/15). 5/2024).

Manajemen Axiata menjelaskan, perjanjian merger dan penciptaan nilai bagi pemegang saham, uji tuntas, dukungan terhadap rencana bisnis bersama dan persetujuan serta isu-isu penting akan menjadi tugas utama yang dilakukan selama periode evaluasi sebagaimana diatur dalam MoU.

Berikutnya, jika nanti kontrak akan ditandatangani, perusahaan memastikan transaksi yang diperlukan akan sesuai dengan peraturan dan persetujuan perusahaan dan pemerintah.

Ia menambahkan, “Kedua pihak ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap arah strategis dan keputusan operasional MergeCo, sehingga semakin memperkuat tim.”

Lebih lanjut, Axiata juga yakin bahwa MergeCo akan memiliki kekuatan, kapabilitas, dan kapasitas untuk memenuhi harapan konsumen, dunia usaha, dan sektor publik di Indonesia.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel