Bisnis.com, Jakarta – Bank sentral Filipina, Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir empat tahun dan mengisyaratkan penurunan suku bunga lebih lanjut. Pengurangan tersebut sejalan dengan upaya pemerintah menjaga pertumbuhan ekonomi. 

Pada Kamis (15/8/2024), bank sentral Filipina memangkas target suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, menurut Bloomberg. Hal ini sejalan dengan perkiraan 13 dari 23 ekonom dalam survei Bloomberg. Sisanya tidak melihat adanya perubahan. 

Gubernur Bank Sentral Filipina Eli Remolona mengatakan risiko inflasi telah berkurang, mendukung prospek pelonggaran lebih lanjut. BSP diperketat sebesar 450 basis poin untuk mengendalikan harga konsumen setelah pandemi.

“Ini adalah sebuah langkah. “Kami mungkin memerlukan lebih banyak langkah ke arah itu,” jelas Remolona, ​​seperti dikutip Bloomberg.

Remolona, ​​​​yang mengatakan suku bunga bisa diturunkan sebesar 50 basis poin tahun ini, mengatakan bank sentral bisa memangkas suku bunga lagi sebesar 25 basis poin pada bulan Oktober atau Desember.

Penyesuaian tersebut menjadikan BSP salah satu bank sentral pertama di Asia Tenggara yang melakukan pelonggaran di tengah berkurangnya tekanan pada mata uang dan harga konsumen. Suku bunga rendah diperkirakan akan mendukung konsumsi di negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia tahun ini.

Meskipun tingkat pertumbuhan produk domestik bruto meningkat, permintaan dalam negeri mulai menunjukkan tanda-tanda tekanan akibat kendala tingkat suku bunga. Konsumsi swasta, yang menopang permintaan, tumbuh perlahan pada periode Januari-Maret pascapandemi dan turun pada kuartal tersebut, menurut perkiraan terbaru.

“Itu karena kenyamanan. “Kami lebih yakin dengan penurunan data inflasi dibandingkan kenaikan data PDB,” jelas Remulona.

Di sisi lain, BSP menaikkan perkiraan inflasi yang disesuaikan dengan risiko untuk tahun 2024 menjadi 3,3% dari sebelumnya 3,1%.

Sementara itu, tingkat inflasi naik ke tingkat tercepat dalam sembilan bulan di bulan Juli. Namun, bank sentral memperkirakan kenaikan harga akan tetap moderat hingga sisa tahun ini karena tarif impor beras yang lebih rendah.

Selain itu, penguatan peso Filipina yang menguat lebih dari 2% terhadap dolar AS pada bulan ini juga berkontribusi positif terhadap stabilitas harga. 

Pada saat yang sama, setelah keputusan untuk menurunkan suku bunga, mata uang tersebut melemah sebesar 0,3% terhadap dolar.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA