Bisnis.com, Jakarta – Upaya Kementerian Perdagangan (Kemendag) menghilangkan hambatan dan memperkuat perjanjian perdagangan Indonesia berdampak positif pada peringkat perdagangan berkelanjutan Indonesia. 

Kementerian Perdagangan mengumumkan bahwa peringkat Indonesia dalam Indeks Perdagangan Berkelanjutan (STI) naik satu peringkat ke peringkat 18, menurut laporan Hinrich Foundation.

Fazarini Puntodevi, Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan, mengamini bahwa pihaknya menyambut baik kenaikan peringkat Indeks Perdagangan Berkelanjutan Indonesia.

Mengutip laporan Hinrich, Indonesia naik satu peringkat ke peringkat 18 dunia dari 30 negara yang diprediksi dalam publikasi Hinrich-IMDI STI 2024. 

Sedangkan STI diukur melalui tiga pilar, yaitu ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial. Bahkan menurutnya, Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan pada pilar sosial yang naik tiga peringkat dan pilar ekonomi yang naik satu peringkat.

“Dalam konteks ini, perdagangan berperan penting dalam pertumbuhan pilar ekonomi, termasuk upaya mengatasi hambatan perdagangan dan perjanjian perdagangan,” kata Devi melalui Bisnis, Minggu (27/10/2024).

Lebih lanjut, Devi menjelaskan bahwa implementasi dan penggunaan perjanjian perdagangan berkontribusi terhadap aspek keterbukaan perdagangan dan investasi yang berdampak signifikan terhadap pertumbuhan STI.

Berdasarkan laporan Hinrich, Indonesia meraih skor keseluruhan (45,3) di Asia Tenggara, menempati peringkat keenam di antara 10 negara Asia Tenggara dalam studi tersebut.

Apalagi Indonesia berhasil menyalip India di posisi ke-24 dan Rusia di posisi terakhir (posisi ke-30). Sedangkan dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia unggul dari Kamboja (19), Laos (22), Brunei (24), dan Myanmar (27).

Sementara itu, kawasan Asia Tenggara memiliki lima negara dengan indeks perdagangan keberlanjutan terbaik, dengan Singapura berada di peringkat ke-4 dunia dengan skor 85,7. Namun Negeri Singa harus merelakan pangkatnya.

Thailand kemudian menduduki peringkat 12 dunia (skor 55,4), naik lima peringkat. Filipina turun satu peringkat ke peringkat 13 (54,8).

Laporan Hinrich menjatuhkan Vietnam satu peringkat ke peringkat 14 (skor 54,1). Selain itu, Malaysia yang berada di peringkat ke-15 turun satu peringkat (skor 52,7).

Kathryn Dioth, direktur eksekutif Hinrich Foundation, menjelaskan indeks tersebut menunjukkan banyak negara yang berhasil dalam bisnis berkelanjutan, yaitu meningkatkan nilai perdagangan sekaligus meningkatkan ketahanan lingkungan.

Kebijakan Ekspor Baru RI

Dari sisi kebijakan ekspor, Kemendag mengungkapkan pemerintah telah menciptakan visi Indonesia Emas 2045, yakni NKRI yang bersatu, berdaulat, progresif, dan stabil.

Selain itu, pemerintah juga telah menetapkan arah kebijakan RPJPN 2025-2045 yaitu integrasi perekonomian domestik dan global akan mendorong pertumbuhan produktivitas perekonomian domestik yang terintegrasi dan mendukung partisipasi dalam rantai pasok global.

Pada program prioritas ke 5 yaitu peningkatan perdagangan dan ekspor regional, serta peningkatan partisipasi dalam rantai nilai global, salah satu arah kebijakan negara dalam upaya mendorong ekspor bertujuan untuk meningkatkan keterkaitan ekonomi dan rantai nilai. antar wilayah dan secara global. .

Arah kebijakan dalam promosi ekspor juga diterapkan mulai dari peningkatan ekspor produk-produk berteknologi tinggi hingga peningkatan ekspor barang-barang dengan tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi.

Selain itu, ekspor industri pertanian, perikanan, dan industri berbasis sumber daya alam (NRB) juga meningkat. Serta peningkatan ekspor jasa dan produk kreatif, ekspor produk UKM dan integrasi UKM dalam rantai nilai global.

Untuk mendukung agenda pembangunan negara, Dew menjelaskan Mendag akan fokus pada tiga program prioritas utama dalam agenda ke depan.

Pertama, mengamankan pasar lokal. Kedua, memperluas pasar ekspor. Ketiga, meningkatkan ekspor UMKM BISA (Berani Inovasi Siap Adopsi).

“Untuk mendukung program ini, Kementerian Perdagangan akan fokus pada penguatan kepastian hukum dan regulasi untuk kemudahan berusaha di dalam dan luar negeri,” jelasnya.

Pemerintah juga mendorong peningkatan kualitas produk dan daya saing perusahaan, promosi dan akses pasar, serta integrasi sistem informasi ekspor.

Sementara itu, lanjut Devi, optimalisasi pemanfaatan perjanjian perdagangan dan penyelesaian perundingan perdagangan akan dilakukan untuk meningkatkan akses pasar yang lebih luas.

Namun untuk mendukung UKM ekspor khususnya, Devi menjelaskan Kementerian Perdagangan akan menyiapkan ekosistem pendukung daya saing UKM ekspor yang akan memberikan akses dan fasilitasi kepada UKM. Hal ini dilakukan untuk pelatihan dan pemasaran agar mereka menjadi eksportir sukses.

Lihat berita dan cerita lainnya di Google Berita dan Saluran WA