Bisnis.com, Jakarta – Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan para pemimpin masa depan Indonesia, baik presiden maupun wakil presiden, agar tidak berhutang dalam jumlah besar di kemudian hari. ;

Kebijakan yang tidak bergantung pada utang diyakini akan menciptakan kebijakan yang mampu membawa perekonomian Indonesia ke masa depan yang lebih baik. ;

Pada Minggu (10/6/2024), saluran YouTube Gita Wirjawan mengutip pernyataan SBY yang hadir di balai kota Endgame: “(Pemimpin Indonesia harus punya dua hal)…

SBY, Ph.D. dalam bidang ekonomi pertanian di Sekolah Tinggi Pertanian Bogor, mengatakan pemerintah akan mampu menjaga kesenjangan anggaran dengan tidak meminjam banyak uang. ;

“Dulu utangnya sudah dikurangi (setelah pemerintahan SBY berakhir). Utangnya dikurangi lagi supaya ada ruang anggaran yang cukup. Kalau (dana daerah) mencukupi, maka permintaan itu akan tercapai,” ujarnya . ;

Politisi Partai Demokrat itu juga mengingatkan bahwa belanja pemerintah harus menciptakan lapangan kerja baru. Dengan perkiraan perekonomian yang dihasilkan, peluang kerja juga diperkirakan akan meningkat.

“Seorang pemimpin harus punya visi, harus punya rencana, harus paham apa yang terjadi di dunia, dan punya pemahaman yang mendalam tentang kita di Indonesia,” ujarnya.

Veteran tersebut menilai perekonomian dunia berada dalam kondisi instabilitas selama 10 tahun terakhir, dengan banyaknya krisis dan krisis yang terjadi. Dampak krisis ekonomi tahun 2008-2009 belum berakhir dan perekonomian menghadapi tantangan baru akibat pandemi Covid-19.

“Pangkalan ekonomi [Indonesia] harus dijaga dengan baik, tidak hanya untuk memastikan angkatan kerja muda dan pengangguran rendah tetapi masyarakat memiliki daya beli untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, bukan nilai tukar, tidak ada uang, “dia dikatakan. ;

Ia mengatakan, pemerintahan baru bisa menumbuhkan perekonomian lagi di level 6% hingga 7%. Ia tidak mengharapkan tujuan ekonomi yang tinggi karena hal ini akan disertai dengan risiko sistem keuangan yang “overheated”. “Hanya bisa tumbuh 1% saja sudah merupakan sebuah prestasi,” kata SBY. ;

Ia yakin dalam jangka pendek, pemerintah akan mendorong kebutuhan di sisi pertumbuhan. Bagi Indonesia, komponen konsumsi yakni konsumsi rumah tangga akan kembali meningkat. ;

Saya sedih melihat kelas menengah terjerumus ke dalam kemiskinan. Semuanya tidak boleh normal. Sektor perumahan semakin besar, meski daya beli menurun, ujarnya. ;

Hal lain yang menjadi penekanan adalah kepastian hukum. SBY meyakini pengadilan dan aparat penegak hukum Indonesia merupakan bagian dari sistem yang akan terus direformasi untuk menjadi sumber keadilan. Dunia usaha, politisi, dan masyarakat luas membutuhkan dukungan hukum. SBY menilai salah satu faktor yang juga penting adalah kemampuan pemerintah dalam menghimpun dana, termasuk mengatasi kelemahan yang ada saat ini. ;

Ia mengatakan pemulihan permintaan keluarga sebenarnya merupakan perbaikan jangka pendek. Dalam jangka panjang, perlu dilakukan peningkatan produktivitas, sumber daya manusia, inovasi dan teknologi. “Tapi (untuk tujuan jangka panjang) berjalan sebagaimana mestinya,” ujarnya. ;

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA