Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Investasi Rosan Roeslani menyoroti kondisi perekonomian Indonesia yang masih bergantung pada konsumsi dalam negeri. Sementara itu, para ekonom berpendapat bahwa perekonomian yang ideal tidak boleh didominasi oleh satu faktor tertentu.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan konsumsi rumah tangga masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi triwulan II-2024 dengan sebaran sebesar 54,53%.

Ekonom Center for Economic Reform (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menjelaskan ketergantungan konsumsi rumah tangga akan berdampak negatif jika perekonomian sedang lesu. Jika lapangan kerja dan upah yang tinggi sangat terbatas, maka konsumsi rumah tangga otomatis menurun.

Hal ini juga terlihat dalam konteks Indonesia, dimana perlambatan konsumsi rumah tangga dalam beberapa tahun terakhir juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan, jelas Yusuf kepada Bisnis, Minggu (13/10/2024).

Namun, lanjutnya, faktor konsumsi rumah tangga tidak selalu buruk. Ia mencontohkan, saat ini Tiongkok berupaya meningkatkan belanja negara karena mesin perekonomiannya yang ditopang oleh ekspor dan investasi mulai melambat.

Oleh karena itu, yang terpenting adalah tidak bergantung pada satu faktor saja. Dengan begitu, jika salah satu faktornya lambat, maka tidak akan berdampak langsung terhadap perekonomian negara.

“Masing-masing komponen punya konsekuensinya masing-masing. Misalnya suatu negara mempunyai pangsa ekspor yang sangat besar, maka jika perekonomian dunia melambat karena sentimen seperti geopolitik maka negara tersebut akan sangat terdampak dan kita lihat antara lain, dalam kasus seperti Singapura,” kata Yusuf.

Dalam konteks Indonesia, Yusuf mendorong peningkatan kontribusi investasi dan ekspor terhadap perekonomian. Untuk penanaman modal, menurutnya, penanaman modal asing (FDI) atau penanaman modal asing harus diutamakan untuk mengisi kesenjangan modal negara.

Apalagi, ia meyakini dampak investasi asing bisa meluas ke banyak sektor, termasuk peningkatan konsumsi secara umum. Terkait hal tersebut, ia menekankan pentingnya investasi pada sektor manufaktur karena berpotensi menyerap banyak tenaga kerja.

“Ini seharusnya berdampak positif pada konsumsi rumah tangga,” ujarnya.

Tak hanya itu, investasi pada sektor industri juga dapat mendongkrak ekspor. Namun, lanjutnya, investasi di sektor industri harus memungkinkan dihasilkannya inovasi produk yang bernilai tambah tinggi.

“Dengan nilai tambah yang tinggi, produk ekspor Indonesia harus berdaya saing dan mampu bersaing dengan produk ekspor negara lain,” tutupnya.

Upaya pemerintah

Sebelumnya, Menteri Investasi Rosan Roeslani menyatakan investasi dan ekspor akan menjadi penopang perekonomian Indonesia di masa depan, sehingga bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% sesuai target presiden terpilih Prabowo Subianto.

Rosan menjelaskan pertumbuhan ekonomi stagnan di kisaran 5% dalam beberapa tahun terakhir. Padahal, lanjutnya, target pertumbuhan ekonomi ke depan adalah mencapai 5,5-8%.

Ia juga menyatakan, pertumbuhan ekonomi selama ini didorong oleh konsumsi rumah tangga yang memberikan kontribusi hingga 53-54%. Oleh karena itu, ke depan ketergantungan terhadap konsumsi rumah tangga harus diubah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Jadi kalau kita melihat dua hal yang bisa membuat pertumbuhan kita ke depan terus melebihi 5-8%, investasi dan ekspor,” kata Rosan dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di JCC, Jakarta Pusat, Rabu (9/102). / 2024).

Oleh karena itu, mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) ini mengungkapkan, fokus pemerintah ke depan adalah menarik investasi yang berorientasi ekspor, layak dan berkelanjutan.

Meski begitu, Rosan mengakui masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan pemerintah. Ia mencontohkan Singapura bisa menjadi negara maju melalui kepastian hukum dan tata kelola perusahaan yang jelas dan benar.

“Kita harus terus melakukan reformasi, baik secara regulasi maupun dalam banyak hal dan bagaimana kita sebagai humas terbesar mengkoordinasikan politik pusat, daerah, dan provinsi/kota,” jelasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel