Bisnis.com, JAKARTA – Kendaraan luar angkasa bertenaga surya atau High Altitude Platform Station (HAPS) Zephyr Aalto resmi menjalin kerja sama dengan Mitratel. Anak perusahaan Telkom yang bergerak di bidang menara telekomunikasi.
Berbeda dengan satelit orbit rendah (LEO) Starlink milik Elon Musk, kedua kendaraan ini terbang di stratosfer, atau lapisan bumi di bawah atmosfer. Jadi apa bedanya?
Dilansir dari berbagai sumber, terdapat lima perbedaan Haps Zephyr dan Starlink, mulai dari ketinggian, jangkauan layanan, metode konektivitas, latensi hingga biaya operasional setiap titik di pedesaan. Atas
HAPS Zephyr terbang pada ketinggian 18 – 20 kilometer di atas permukaan bumi. Dibandingkan satelit LEO yang rata-rata terbang di ketinggian 500 – 2.000 kilometer, HAPS Zephyr jauh lebih murah.
Starlink terbang di ketinggian 550 kilometer di atas permukaan bumi. Elon Musk berencana menurunkan ketinggian Starlink hingga 300 kilometer. Menutupi
Dengan jumlah satelit yang mencapai lebih dari 5.000 satelit, Starlink memiliki jangkauan yang lebih luas. Tidak hanya itu, dengan kekuatan penerbangan yang lebih tinggi dari Haps, Starlink memiliki jangkauan per satelit yang lebih luas. Konektivitas
Kemudian untuk mendapatkan akses internet yang disediakan oleh masing-masing perangkat, Haps memiliki keunggulan karena dapat terhubung langsung ke smartphone pengguna. Sedangkan untuk terhubung ke internet Starlink, pengguna memerlukan perangkat penerima sinyal berupa plat yang harus terhubung dengan listrik, setelah itu sinyal penerima (terminal) akan mendistribusikan internet ke beberapa perangkat pintar tergantung paket yang digunakan. . . . Kelemahan
Dari segi latensi, Haps Zephyr dilaporkan memiliki latensi yang lebih rendah, yakni 5-10 milidetik, sedangkan Starlink sekitar 50 milidetik. Hal ini dikarenakan ketinggian setiap kendaraan berbeda-beda. biaya
Lalu soal tarif untuk wilayah pedesaan, Haps Zephyr mengklaim lebih murah dibandingkan Starlink. Jika Starlink menghabiskan biaya sekitar ribuan dolar Amerika Serikat (AS) untuk melayani setiap titik di pedesaan, Haps hanya menghabiskan lebih dari 10 dolar (AS).
Kepala Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Yosef M. Edward, berpendapat berbeda. Ia memperkirakan biaya Haps bisa lebih mahal karena waktu penerbangan Haps yang singkat, kurang dari 1 tahun. Sedangkan Starlink bisa bertahan 6-7 tahun.
Zephyr Aalto rupanya bukan teknologi baru dalam hal konektivitas internet. Pada Mei 2024, konsorsium Jepang menginvestasikan Rp1,6 triliun untuk pengembangan Airbus Haps Zephyr.
Kolaborasi Haps Japan Corporation dengan Airbus bertujuan untuk mengkomersialkan Haps pada tahun 2026 di seluruh dunia.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel